REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indobarometer M Qodari menilai kecil peluang Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi mendampingi Joko Widodo pada pemilihan presiden 2019. Salah satu faktornya adalah lantaran TGB adalah mantan kader Partai Demokrat.
"Karena dia dulu warna biru belum tentu nyaman kan ibu Mega,” kata Qodari dalam diskusi menjelang pemilihan presiden (Pilpres 2019) di kantor Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi), Menteng, Jakarta Pusat, Ahad (29/7).
Apalagi, ia mengatakan, sekarang SBY mulai membuka kembali konfrontasi dengan PDIP. “Jadi ibarat tadinya resistensi satu meter sekarang jadi 10 meter," kata dia.
Qodari menerangkan restu Megawati menjadi satu dari lima variabel kriteria cawapres yang akan mendampingi Jokowi. Empat lainnya, yakni tidak berasal dari partai politik, menolak isu SARA, sosok senior, dan sesuai selera Jokowi.
Kendati demikian, ia memahami, ada peluang TGB menjadi cawapres yang mendampingi Jokowi. “Bisa dipahami memang terbuka pintu dan terbuka jalan setelah TGB keluar dari Partai Demokrat, terlebih TGB merupakan jawaban dari sosok yang bisa menjawab isu SARA," kata Qodari
Sebelumnya, TGB menyatakan keputusannya mendukung Jokowi melalui pertimbangan yang berkaitan dengan kemaslahatan bangsa, umat, dan akal sehat. Ia mengatakan keputusan itu agar pembangunan yang sedang berjalan di seluruh penjuru bisa dituntaskan dengan maksimal.
TGB juga menilai program-program Jokowi tak akan rampung dalam satu periode pemerintahan. Ia ingin memberikan kesempatan kepada Jokowi untuk merampungkan program-programnya.