REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Asosiasi Hotel di kawasan tiga gili di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB) mengeluhkan tingginya harga tiket pesawat saat ini. Tingginya harga mempengaruhi jumlah wisatawan yang datang ke kawasan tersebut.
Ketua Gili Hotel Association (GHA) Vicky Hanoi mengatakan, jumlah wisatawan yang datang ke gili beberapa hari terakhir mengalami penurunan lantaran cuaca ekstrem yang membuat berhentinya seluruh kapal cepat dari Bali ke Gili. "Boat (dari Bali) tutup, edaran sementara sampai 29 Juli. Dampaknya, sudah pasti banyak cancel," ujar Vicky di Mataram, NTB, Rabu (25/7) kemarin.
Jalur kapal cepat dari Bali ke Gili memang menjadi salah satu penyumbang tersebar kedatangan para wisatawan. Untuk penyeberangan dari Pelabuhan Bangsal, Lombok Utara ke Gili selama ini masih berjalan normal.
Mengenai banjir rob yang melanda sejumlah wilayah di Lombok, kata dia, juga terjadi di beberapa titik di Gili. "Memang ombaknya lagi besar, tapi wajar dan biasa setiap tahun, sekarang sudah normal," lanjutnya.
Persoalan berhentinya operasi kapal cepat dari Bali membuat moda transportasi udara menjadi pilihan utama. Namun begitu, kata Vicky, harga tiket pesawat ke Lombok terus merangkak naik.
"Opsi pertama (lewat) penerbangan, tapi harganya gila-gilaan, seharusnya pemerintah bisa bantu kita, entah komunikasi tambah penerbangan tambahan karena lagi musim ramai, sekiranya bisa dikomunikasikan," kata dia.
Pantauan Republika.co.id pada salah satu aplikasi pemesanan tiket pesawat, harga tiket pesawat termurah dari Bali ke Lombok untuk Jumat (27/7) sebesar Rp 1,7 juta. Itu pun bukan penerbangan langsung, melainkan harus transit terlebih dahulu di Surabaya dengan total waktu sekira tiga jam. Biasanya, harga tiket pesawat termurah rute Bali-Lombok sekira Rp 300 ribu dengan waktu tempuh sekira 30 menit.
Ikuti Whatsapp Channel Republika