REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Usai hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah pada Jumat (15/6) dan Sabtu (16/6), Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bekasi mencatat, diabetes melitus (gula darah tinggi) dan kolesterol tinggi paling dikeluhkan pasien yang datang. Diduga, tingginya jumlah pasien disebabkan oleh ketidaksadaran masyarakat dalam mengendalikan pola makannya saat Lebaran.
Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah rata-rata pasien yang diterima di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Bekasi berkisar 60 sampai 70 orang. Keluhan penyakitnya beragam dari penyakit stroke, jantung, diabetes, pneumonia atau radang paru-paru pada anak.
Dari jumlah tersebut, sekitar 30-40 pasien harus dirawat inap, sedangkan sisanya rawat jalan sebab masih bisa ditangani oleh dokter jaga IGD. Pasien rawat inap biasanya memerlukan penanganan khusus dan pengawasan petugas dalam proses penyembuhannya.
Kepala Bidang Keperawatan RSUD Kota Bekasi, dr. Sudirman menduga naiknya jumlah penderita diabetes dan stroke karena masyarakat banyak yang mengonsumsi makanan manis, bersantan dan berlemak saat merayakan hari kemenangan.
Keinginan mereka untuk menyantap hidangan tersebut sulit diredam, sebab hampir seluruh lapisan masyarakat memasak sayur bersantan, hidangan penuh lemak hingga kue yang manis.
Hidangan yang berlemak misalnya rendang, opor ayam, semur daging dan sebagainya. "Mengonsumsi makanan berlemak jenuh dan manis dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dan glukosa dalam darah melebihi angka normal mencapai 200 mg/dl," kata Sudirman.
Menurut dia, dua penyakit ini cukup berbahaya. Bagi penderita diabetes biasanya ada kerusakan di bagian pankreas sehingga menurunnya jumlah produksi insulin atau hormon penurun kadar glukosa darah.
Sementara bagi penderita stroke diakibatkan adanya penyumbatan pembuluh darah di otak karena banyaknya lemak atau kolesterol jahat yang menumpuk menjadi plak. Bahkan lemak jenuh itu juga mampu menghambat aliran darah ke organ jantung yang berdampak kematian.
Menurut dia, selama libur lebaran pasien diarahkan berobat ke IGD. Pada Kamis (21/6) mendatang, mereka baru bisa berobat ke masing-masing poliklinik yang berjumlah 12 unit.
Meski demikian, Sudirman memastikan pasien tetap mendapatkan pelayanan seperti halnya di poliklinik sebab sudah terjadwal dengan baik. "Pelayanan IGD dibuka selama 24 jam, jadi bila ada yang mengeluh sakit bisa berobat langsung ke IGD oleh dokter jaga," ujarnya.
Sudirman mengatakan, sebetulnya penyakit ini bisa dicegah asal masyarakat menjaga pola makan dan rutin berolahraga. Orang yang rutin berolahraga memiliki risiko penyakit yang lebih rendah karena lemak dan glukosa dalam darah akan terbakar saat berolahraga.
"Perbanyak juga mengonsumsi sayuran dan buah untuk menjaga kadar kolesterol dan glukosa di dalam tubuh," ucapnya
Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Kota Bekasi, dr. Librianti mengatakan, jumlah kunjungan pasien diabetes dan stroke selama lebaran ini sekitar 50-60 persen dari total kunjungan IGD.
Menurut Librianti, kasus diabetes dan stroke dipicu kolesterol tinggi di rumah sakit milik pemerintah daerah ini sebenarnya mengalami kenaikan pascalebaran. Namun Librianti mengaku belum mendapat jumlah kunjungan pasien secara pasti dari petugas jaga di rumah sakit.
"Untuk data tepatnya saya belum dapatkan, namun persentasenya cenderung naik sekitar 10 persen dibanding hari biasa," ujar Librianti.