Rabu 06 Jun 2018 15:26 WIB

Kasus Sembako Monas ke Penyidikan, Sandi Harapkan Keadilan

Dua anak tewas dalam kegiatan pembagian sembako di Lapangan Monas.

Sejumlah warga berdesakan untuk mengambil sembako gratis saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Sejumlah warga berdesakan untuk mengambil sembako gratis saat acara Untukmu Indonesia di kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (28/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno mengharapkan kasus antrean sembako maut di lapangan Monas yang statusnya sudah naik dari penyelidikan menjadi penyidikan dalam prosesnya menghasilkan rasa keadilan di masyarakat. Dalam kasus ini dua bocah meninggal dunia.

"Saya nggak berkomentar kalau masalah hukum. Tapi kami akan kooperatif dengan pihak kepolisian dan aparat hukum. Tentunya kami ingin akan ada proses yang menghasilkan rasa keadilan pada masyarakat," kata Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (6/6).

Namun untuk proses hukumnya sendiri dia menyerahkan ke pihak kepolisian dan aparat hukum. Sebelumnya, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi  Argo Yuwono mengatakan kasus sembako maut sudah naik ke proses penyidikan dan memeriksa beberapa pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terkait sudah dimintai keterangan dan sudah gelar perkara.

"Sudah melakukan pemeriksaan terhadap saksi ahli yaitu dokter," kata Argo.

Pembagian sembako oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI) pada 28 April lalu yang berujung pada tewasnya dua bocah bisa diusut tuntas. Acara pembagian sembako tersebut mengakibatkan dua bocah di bawah umur bernama Rizki Syahputra (10) dan Mahesa Junaedi (12) tewas karena terinjak saat berdesakan dengan orang dewasa. Keduanya merupakan warga Pademangan Barat, Jakarta Utara.

Wakil Kepala Kepolisian RI (Wakapolri) Komjen Syafruddin pernah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait perkembangan penyelidikan insiden meninggalnya dua anak saat mengantre sembako dalam pesta rakyat di Monumen Nasional (Monas), Jakarta. "Sudah diusut. Nah, ini saya melapor ke Presiden," kata Syafruddin di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/5).

Meskipun ibunda salah satu korban meninggal, Rizki Syahputra, yakni Komariah, mencabut laporan ke polisi, Syafruddin menegaskan, kepolisian akan terus mengusut kasus ini dan menetapkan pelakunya.

"Tidak ada berhenti-berhenti. Akan mencari pelaku. Tidak ada urusan. Mau cabut laporan, mau apa, tetap. Harus konsisten," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement