Senin 14 May 2018 22:16 WIB

Polisi Ringkus 7 Orang Terkait Serangan Bom di Surabaya

Tujuh terduga teroris diduga terlibat dalam perencanaan serangan bom di Surabaya.

Red: Nur Aini
Petugas menderek mobil terdampak ledakan di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).
Foto: Antara/Didik Suhartono
Petugas menderek mobil terdampak ledakan di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kepolisian Republik Indonesia (Polri) meringkus tujuh orang yang diduga terkait dengan serangan bom bunuh diri di Kota Surabaya yang terjadi selama dua hari terakhir.

"Sampai hari ini kami telah mengamankan tujuh orang terduga teroris. Mereka diduga terlibat dalam perencanaan serangan bom bunuh diri di tiga gereja wilayah Kota Surabaya kemarin dan hari ini di Polrestabes Surabaya," ujar Kepala Polri Jenderal Polisi Tito Karnavian kepada wartawan di Surabaya, Senin petang (14/5).

Pelaku serangan bom bunuh diri di tiga lokasi gereja di Surabaya pada Ahad (13/5), teridentifikasi dilakukan oleh satu keluarga asal Surabaya, yang terdiri dari bapak, ibu, dua anak kandungnya yang beranjak remaja, serta dua anaknya yang masih kecil.

Pelaku bom bunuh diri di Gereja Pantekosta, Jalan Arjuno Surabaya, yang menggunakan mobil Toyota Avanza, adalah bapaknya bernama Dita Prianto. Istrinya, Puji Kuswati, dan dua anak perempuannya bernama Fadila Sari, usia 12 tahun, dan Pamela Riskita, usia 9 tahun, beraksi di Gereja Kristen Indonesia, Jalan Diponegoro Surabaya.

Dua pelaku bom bunuh diri di Gereja Katolik Santa Maria tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Surabaya, juga anaknya, masing-masing bernama Yusuf Fadil, usia 18 tahun, dan Firman Halim, usia 16 tahun.

Pelaku serangan bom bunuh diri di Markas Polrestabes Surabaya, yang menggunakan dua sepeda motor saling berboncengan tadi pagi, juga teridentifikasi satu keluarga asal Surabaya. Masing-masing adalah Tri Murtiono dan istrinya, Tri Ernawati, beserta dua putranya yang sedang beranjak remaja, Mohammad Dari Satri dan Mohammad Dafa Amin Murdana yang tewas seketika.

Sedangkan putri bungsunya, AAP, yang masih berusia empat tahun, dan turut diajak dalam serangan bunuh diri itu, berhasil lolos dari maut. "Tujuh terduga teroris yang terlibat dalam perencanaan serangan bom bunuh diri di Surabaya itu, satu di antaranya kami tembak mati karena berupaya melawan petugas saat hendak ditangkap," ucap Tito.

Baca juga: Tiga Keluarga Terduga Teroris Jaringan JAD Indonesia

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement