REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kereta Api (KA) Bandara Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Padang, Selasa (1/5) dioperasikan perdana. Terkait moda transportasi baru di Padang tersebut, Budi mengharapkan tarif yang akan diterapkan bisa terjangkau untuk masyarakat.
Budi mengatakan, saat ini masih mempertimbangkan tarif yang tepat untuk KA Bandara Minangkabau. "Jadi kita timbang-timbang, kita operasionalkan dulu. Mungkin di awal dioperasionalkan dengan lima ribu rupiah dulu," kata Budi usai melakukan kunjungan kerja di Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Selasa (1/5).
Meskipun begitu, Budi menegaskan tarif sebenarnya yang ingin diterapkan Rp 20 ribu atau Rp 10 ribu. Hanya saja, Budi menginginkan tarif yang bisa diterapkan nantinya untuk KA Bandara Minangkabau hanya Rp 10 ribu.
Sejumlah penumpang menikmati perjalanan menggunakan Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) Minangkabau Ekspres dari Padang menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM), di Padangpariaman, Sumatra Barat, Selasa (1/5).
Budi mengharapkan dengan dioperasikannya KA Bandara Minangkabau akan memberikan pelayanan transportasi yang lebih baik untuk Padang dengan tarif yang tidak memberatkan. "Memang pentarifan ini sedang kita upayakan tetap dengan harga yang murah karena kan itu subsidi," kata Budi.
Walaupun mempertimbangkan tarif yang murah, Budi menegaskan pertimbangan untuk menentukan tarif akan disesuaikan dengan angkutan yang sudah ada sebelumnya di Padang. Budi tidak ingin KA Bandara Minangkabau justru akan merugikan angkutan yang sudak eksis terlebih dahulu di Padang.
KA bandara yang diberi nama KA Minangkabau Ekspres itu melayani Stasiun Padang-Stasiun Bandara Internasional Minangkabau sejauh 23 kilometer. Pada operasional perdananya, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menggratiskan tiket perjalanan selama tiga hari hingga 3 Mei 2018.