REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ada dua hal yang perlu diperhatikan calon presiden dan wakil presiden untuk meraih simpati pemilih pemula pada pemilihan presiden (pilpres) 2019. Keduanya, yakni pesan dan medium penyampai pesan.
Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Bunda Mulia Silvanus Alvin mengatakan hal pertama yang harus disiapkan peserta pilpres adalah pesan. Untuk pemilih muda, pesan yang 'mengena' adalah hal-hal terkait kehidupan mereka seperti mode.
"Pesan non-verbal melalui fashion dapat menarik perhatian pemilih pemula, minimal awareness mereka terhadap capres atau cawapres itu sudah muncul," kata Alvin saat dihubungi Republika, Ahad (22/4).
Untuk menciptakan pesan yang tepat tersebut, peserta Pilpres 2019 mau tidak mau harus memahami tren di kalangan pemilih pemula. Mereka tidak harus mengikuti gaya terbaru di generasi muda, cukup mengetahui dan menguasainya untuk bisa dimanfaatkan sebagai bahan promosi diri.
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah medium penyampai pesan. Alvin menjelaskan, perkembangan teknologi di era digital saat ini memungkinkan kandidat menjangkau pemilih muda melalui media sosial.
Sebab, dalam sehari, mereka menghabiskan waktu minimal delapan jam untuk online dan setengah dari waktunya dihabiskan menikmati sosial media. Alvin menuturkan, gaya hidup ini harus dimanfaatkan oleh kandidat pilpres 2019.
Capres maupun cawapres harus bisa menyampaikan pesan melalui platform Instagram, Twitter, dan Facebook. "Sekarang, media sosial sudah menunjang, seperti di Facebook ada fitur News Feed dan Instagram maupun Twitter ada akun-akun buzzer," ucap lulusan master University of Leicester itu.
Dia menambahkan capres dan cawapres harus menaruh perhatian lebih terhadap pemilih pemula atau mereka yang berusia 17 sampai 24 tahun. Sebab, menurut mereka memiliki persentase hingga 40 persen dari total pemilih 196 juta atau sekitar 70 juta orang.