REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah memberikan sinyal kuat akan kembali maju dalam ajang pemilihan presiden (Pilpres) 2019 mendatang. Sejumlah tokoh juga mulai ramai disebut-sebut cocok untuk berpasangan dengan Prabowo sebagai Cawapres.
Analis Sosial Politik dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menilai, ada beberapa tokoh yang mendekati kriteria calon wakil presiden (Cawapres) Prabowo Subianto. Faktor integritas, pengalaman, kapasitas, basis sosial dan kecocokan, menjadi pertimbangan untuk memilih mereka.
"Siapa orangnya yang memenuhi kriteria diatas, pertanyaan ini yang membuat Prabowo cukup kesulitan karena dengan kriteria itu hampir tidak ada tokohnya yang memenuhi kriteria tersebut. Paling mungkin yang mendekati kriteria tersebut," katanya dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Kamis (29/3).
Namun menurut Ubedilah, ada beberapa nama yang mendekati kriteria tersebut. Salah satunya adalah Ahmad Heryawan alias Aher, gubernur Jawa Barat dua periode yang habis masanya pada 2018 ini. Aher adalah tokoh yang sukses menjadi Gubernur Jawa Barat dua periode.
Prestasinya, lanjut Ubedilah, tidak diragukan karena mampu memimpin Jawa Barat dengan segudang Prestasi. Hingga 2017 terdapat 250 prestasi provinsi Jawa Barat. Banyak penghargaan utama diperoleh provinsi Jawa Barat seperti pemerintah provinsi berkinerja terbaik secara nasional dua tahun berturut-turut (2016-2017) pada puncak peringatan Hari Otonomi Daerahke XXI tahun 2017 pada 25 April 2017.
Selain itu, Pemprov Jabar juga menjadi Pemda paling sering meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI selama enam kali berturut-turut dari tahun 2011-2016. Yang terakhir, penghargaan pemda terbaik tersebut diberikan Presiden Jokowi kepada Ahmad Heryawan di Istana Negara Jakarta, pada Kamis 14 September 2017 lalu.
Lebih dari itu, Ubedilah mengatakan, Aher juga tokoh yang memiliki basis sosial keagamaan yang kuat di Jabar, provinsi dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbesar se-Indonesia hingga mencapai 33 juta pemilih.
Tokoh lain menurut Ubedilah, adalah Anies Baswedan. Ia menilai Anies merupakan tokoh muda, mantan Mendikbud, dan saat ini menjabat Gubernur DKI Jakarta. Langkah Anies yang paling menonjol saat menjadi Mendikbud yaitu menghapus Ujian Nasional sebagai satu-satunya syarat kelulusan bagi siswa kelas 9 dan kelas 12.
Ubedilah menambahkan, Anies juga tokoh dengan segudang prestasi lainnya. Di antaranya pada 2013, Anies mendapatkan Anugerah Integritas Nasional dari Komunitas Pengusaha Antisuap (Kupas) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.
Beberapa tahun sebelumnya, pada tahun 2008 Majalah Foreign Policy memasukkan Anies Baswedan dalam 100 Intelektual Publik Dunia. Anies merupakan satu-satunya orang Indonesia yang masuk pada daftar hasil rilis majalah tersebut.
Dalam daftar itu nama Anies sejajar dengan tokoh dunia seperti Noam Chomsky (tokoh perdamaian), para penerima nobel seperti Shirin Ebadi, Al Gore, Muhammad Yunus, dan Amartya Sen. Dengan segudang prestasi tersebut, Anies yang merupakan alumnus University of Maryland ini layak menjadi cawapres Prabowo Subianto.
"Tokoh ini secara kapasitas layak mendampingi Prabowo untuk menghadapi Pilpres 2019 dan ketiganya secara sosiologis politik memiliki potensi daya ungkit mendongkrak elektabilitas. Dengan begitu pasangan Prabowo berpotensi besar mengalahkan Jokowi pada pemilu 2019," kata Ubedilah.