Selasa 27 Mar 2018 00:01 WIB

Faktor Jokowi Jadi Pengikat Koalisi Empat Partai

Koalisi empat partai tidak memiliki faktor pengikat yang kuat.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Didi Purwadi
Ribuan umat Islam mengikuti reuni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (2/12).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ribuan umat Islam mengikuti reuni 212 di Monumen Nasional, Jakarta, Sabtu (2/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cecep Hidayat menilai faktor Joko Widodo (Jokowi) bisa menjadi faktor pengikat pembentukan koalisi empat Partai. Menurut pengamat politik dari Universitas Indonesia tersebut, tujuan untuk mengalahkan Jokowi bisa dijadikan pengikat bagi Gerindra bersama PKS, PAN dan PBB dalam membentuk koalisi empat partai.

Namun, Cecep menilai faktor tersebut hanya pengikat atau titik temu jangka pendek. Sehingga jika tujuan tersebut telah tercapai, koalisi empat partai tidak lagi memiliki faktor pengikat kesolidan mereka.

''Kalau Jokowi sudah kalah, lalu bagaimana lagi,'' ujar Cecep saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Ahad (25/3). ''Jangan sampai di tengah jalan terjadi perpecahan.

Cecep tidak melihat empat partai ini memiliki kesamaan yang bisa menjadi kekuatan utama sebagai faktor pengikat koalisi mereka. Selama belum ada pengikat, koalisi empat partai masih terbilang lemah untuk maju Pilpres 2019. Meski, koalisi ini didukung alumni 212 yang berlatar belakang beragam dari kalangan elite sampai masyarakat biasa.

''Mereka tetap harus memiliki kesamaan. Tidak hanya untuk jangka pendek atau sampai Pilpres 2019 semata, melainkan hingga lima tahun kepemimpinan nanti,'' katanya.

Meskipun demikian, Cecep menilai kehadiran koalisi empat partai ini akan memperkuat sistem dua poros dalam Pilpres 2019. Dua poros ini dinilai sudah ideal di mana masing-masing lebih saling mengawasi. Jadi, harapannya dapat mengontrol kekuasaan.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina, Toto Sugiarto, pun mengatakan kemungkinan koalisi Partai Gerindra, PKS, PAN, dan PBB akan menyeimbangkan kontestasi dengan koalisi partai pengusung Jokowi. Sebab tokoh-tokoh yang ada, dinilai dapat mendulang suara untuk memenangkan Pilpres 2019.

''Jika keempat parpol ini berkoalisi, maka bisa mengusung pasangan calon dan berpeluang memenangkan kontestasi,'' kata Toto.

Ia mengatakan kontestasi bisa diseimbangi sebab adanya mesin politik dari masing-masing partai. Hal ini juga didukung dengan adanya konstituen serta simpatisan fanatik dari empat parpol.

Toto mencontohkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dikenal memiliki simpatisan loyal. Sementara, Partai Amanat Nasional (PAN) akan mendapat suara dari para pemilih kalangan Muhammadiyah. "Partai Gerindra dan PBB juga punya pemilihnya sendiri," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement