REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Calon wakil gubernur (cawagub) Jawa Barat (Jabar), Anton Charliyan menyatakan, hasil survei yang dilakukan berbagai lembaga survei bukan menjadi jaminan untuk menang dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Jabar. Sehingga, menurutnya, perlu upaya dan strategi lain untuk bisa menang.
"Ini membuktikan, sesungguhnya survei bukan segalanya, akan tetapi saya sangat menghormati lembaga survei tersebut," kata Anton kepada wartawan di Garut, Kamis (22/3).
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan, elektabilitas pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi mencapai 42,8 persen, Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum 39,9 persen, pasangan Sudrajat-Ahmad Syaikhu di angka 7,8 persen. Sedangkan pasangan TB Hasanudin-Anton mencapai 3,1 persen yakni memiliki elektabilitas terendah dibandingkan pasangan calon gubernur lainnya.
Menurut Anton, survei itu belum dapat menjadi jaminan. Karena beberapa bukti seperti pencalonan Ahmad Heryawan pada pemilihan gubernur sebelumnya mendapatkan hasil survei peringkat ketiga, tetapi akhirnya dapat terpilih menjadi gubernur.
"Yang penting adalah dukungan realistis dari masyarakat," kata mantan kapolda Jawa Barat itu.
Ia mengungkapkan, kekuatan pasangan TB Hasanudin-Anton dari sukarelawan pemenangannya yang terus bergerak dan tidak hanya bergerak di media sosial, tetapi langsung terjun ke masyarakat. "Silakan lihat jumlah relawan kami, relawan kami semakin hari semakin banyak," katanya.
Anton menambahkan, telah melakukan berbagai upaya untuk menarik hati masyarakat, seperti berkeliling ke semua kota dan kabupaten di Jabar. "Saya sudah menanami dan kemudian nanti datang lagi untuk memupuk," katanya