REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyidik Polda Metro Jaya menggaet Interpol guna mendalami jaringan internasional pembobolan saldo rekening nasabah bank bermoduskan "skimming".
"Kita masih mengembangkan terhadai kasus itu," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta, Selasa (20/3).
Kombes Argo mengatakan skimming merupakan modus lama yang dilakukan para pelaku pembobolan saldo nasabah bank. Penyidik Polda Metro Jaya juga telah meminta keterangan pihak bank yang menjadi korban pembobolan warga asing tersebut.
Argo menyatakan sejumlah bank telah meningkatkan pengamanan pada sistem transaksi nasabah. Argo mencontohkan Bank Mandiri telah menerapkan sistem pengamanan transaksi pendeteksi ketika terjadi penggandaan data nasabah maka bank akan memblokir. Polda Metro Jaya juga berkoordinasi dengan kepolisian negara asal pelaku untuk menelusuri catatan kriminal.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rohan Hafas menghargai petugas Polda Metro Jaya mengungkap jaringan internasional skimming. Rohan mengatakan Bank Mandiri telah meningkatkan pengamanan terhadap mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dan pengawasan secara rutin.
Rohan mengimbau masyarakat mewaspadai dan melapor ketika terjadi kecurigaan pencurian data nasabah. Nasabah juga diharapkan mengaktifkan fitur "Notifikasi" pada telepon selular untuk kartu kredit maupun kartu debit.
"Kami juga mengimbau nasabah untuk segera mengganti PIN secara berkala," ujar Rohan.