Jumat 06 Dec 2024 05:33 WIB

Interpol Indonesia Ungkap Lima Pintu Imigrasi yang Sering Dipakai WNA Buronan ke Tanah Air

Tahun lalu pintu masuk burnonan masih didominasi oleh Bali, Denpasar.

Tersangka warga negara asing Filipina buronan Interpol Hector Aldwin Pantollana dihadirkan dalam konferensi pers di kantor Direktorat Jenderal Imigrasi, Jakarta, Selasa (26/11/2024). Direktorat Jenderal Imigrasi bersama Polri berhasil menangkap dan memulangkan buronan warga negara asing Filipina dalam kasus scamming dan casino.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Tersangka warga negara asing Filipina buronan Interpol Hector Aldwin Pantollana dihadirkan dalam konferensi pers di kantor Direktorat Jenderal Imigrasi, Jakarta, Selasa (26/11/2024). Direktorat Jenderal Imigrasi bersama Polri berhasil menangkap dan memulangkan buronan warga negara asing Filipina dalam kasus scamming dan casino.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia menyebut terdapat lima pintu imigrasi yang rutin digunakan oleh warga negara asing (WNA) buronan internasional untuk mengunjungi Indonesia.

“Jadi, yang selalu digunakan oleh para pelaku kejahatan di Indonesia itu lima besar di antaranya adalah Denpasar, Batam, Cengkareng, Medan, dan Surabaya. Itu lima pintu yang rutin mendapatkan hit notice Interpol dari Imigrasi,” kata Kepala Bagian Kejahatan Internasional NCB Interpol Indonesia Kombes Pol. Ricky Purnama di Jakarta, Kamis (5/12/2024).

Baca Juga

Ia mengatakan, temuan tersebut berdasarkan pembaruan pendataan pintu-pintu imigrasi yang rutin digunakan oleh pelaku kejahatan.

“Kami setiap tahun melakukan analisa. Tahun lalu masih didominasi oleh Bali, Denpasar. Tahun ini sampai dengan Desember masih didominasi oleh Denpasar. Ranking kedua dan ketiga selalu naik turun,” ujarnya.

Ia menjelaskan, Batam di posisi kedua sebagai tujuan WNA buronan pada tahun lalu, tetapi tahun ini ditempati Surabaya.

Sementara itu, dia mengatakan bahwa NCB Interpol Indonesia selalu mengevaluasi kerja sama dengan kementerian/lembaga terkait untuk mencegah WNA buron tiba di Indonesia.

“Kami melakukan semacam proses evaluasi, pendataan, untuk melakukan asesmen terhadap pendekatan-pendekatan apa yang perlu kami lakukan untuk mempererat kinerja kami dengan kementerian dan lembaga lain, khususnya Imigrasi. Ini untuk lebih meningkatkan pemantauan di pintu-pintu yang kami nilai itu masih merupakan pintu yang dominan digunakan sebagai entry point oleh para pelaku kejahatan terorganisir internasional,” jelasnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement