Rabu 14 Mar 2018 19:02 WIB

Samego: Parpol Lain Bisa Kecewa Jika Jokowi Pilih AHY

Parpol yang lebih dahulu mendukung Jokowi bisa kecewa jika AHY menjadi cawapres.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bayu Hermawan
Peneliti LIPI Indria Samego (tengah).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Peneliti LIPI Indria Samego (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego mengatakan, ada potensi kekecewaan dari para partai yang lebih awal mengusung Joko Widodo (Jokowi). Hal itu terjadi bila Jokowi pada akhirnya memilih Ketua Kogasma Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampingi dirinya.

"Dikhawatirkan parpol pendukung lainnya kecewa apabila tokoh-tokoh yang didukungnya untuk bersanding dengan Jokowi gagal dipilih oleh Jokowi. Mereka bisa mencabut dukungan dalam pilpres 2019," kata Indria ketika dihubungi Republika.co.id, Rabu (14/3).

Hal itu disebabkan masing-masing partai telah mengajukan tokoh-tokohnya untuk menjadi pendamping Jokowi dalam pilpres 2019 nanti. Menurut analisisnya, persoalan sebenarnya ada pada jumlah kandidat cawapres yang banyak. "Semua partai, barangkali kecuali Surya Paloh (Partai Nasdem)," ujarnya.

Ia menyebut, salah satunya adalah Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dari PKB atau atau Romahurmuziy dari PPP yang merapat kepada Jokowi. "Jadi, misalnya, saya dengar Cak Imin kepingin. Atau Romahurmuziy dari PPP mulai merapat ke Jokowi. Jadi, masalahnya di situ," kata dia.

Sementara, lanjutnya, dari Partai Demokrat sendiri juga akan mengusung AHY untuk disandingkan dengan Jokowi dalam pilpres 2019. "Begitu juga dengan AHY, Partai Demokrat maunya AHY. Banyak calon mengakibatkan tidak mudah seleksi," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menilai Jokowi harus melakukan kajian awal terkait siapa yang layak untuk mendampinginya. Ia menuturkan, bila Jokowi telah memiliki keputusan maka hal itu pun berpotensi membuat para ketua masing-masing partai pengusung bisa menerima dengan mudah.

Apalagi, kata dia, bila AHY yang akan dipilih Jokowi untuk mendampinginya. "Tidak mudah bagi partai lain untuk menerima AHY. Ada sistem konvensi dan tinggal Jokowi mau atau tidak melakukan itu," ujarnya.

Indria juga menyebut, AHY memang patut diperhitungkan sebab akan mendulang suara dari pemilih muda. Namun, ia tak memungkiri, kesan kurang pengalaman melekat pada AHY. "Tentu saja anak muda minus pengalaman. Tapi, mungkin pertimbangannya bukan soal pengalaman, tapi popularitas. Itu kunci pemimpin sekarang," kata Indria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement