Selasa 13 Mar 2018 21:12 WIB

AWK Bacakan Deklarasi Anti Ujaran Kebencian dan Anti-Hoaks

Medsos kerap dijadikan sarana menyebarkan ujaran kebencian

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Anggota DPD RI asal Bali, Shri I Gusti Arya Wedakarna ikut membacakan deklarasi anti ujaran kebencian dan anti hoaks di depan perwakilan mahasiswa dan warganet yang hadir dalam diskusi bertemakan 'Bijak Menggunakan Medsos' di Restoran Ayucius, Jalan Tantular, Renon, Denpasar, Selasa (13/3)
Foto: istimewa
Anggota DPD RI asal Bali, Shri I Gusti Arya Wedakarna ikut membacakan deklarasi anti ujaran kebencian dan anti hoaks di depan perwakilan mahasiswa dan warganet yang hadir dalam diskusi bertemakan 'Bijak Menggunakan Medsos' di Restoran Ayucius, Jalan Tantular, Renon, Denpasar, Selasa (13/3)

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Direktorat Intelkam Kepolisian Daerah (Polda) Bali menggandeng senator Bali untuk mencegah hoaks dan ujaran kebencian (hate speech) menjelang Hari Raya Nyepi dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018. Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Bali, Shri I Gusti Arya Wedakarna ikut membacakan deklarasi anti ujaran kebencian dan anti hoaks di depan perwakilan mahasiswa dan warganet yang hadir dalam diskusi bertemakan 'Bijak Menggunakan Medsos' di Restoran Ayucius, Jalan Tantular, Renon, Denpasar, Selasa (13/3).

 

Senator Komite III DPD RI tersebut mengaku ikut memperjuangkan kemerdekaan lewat media sosial. Medsos baginya sangat berguna dan bermanfaat dalam kehidupan asal digunakan secara cerdas dan bijak.

"Gadget memang sangat penting, tapi hidup ini jangan bergantung pada gadget," katanya di Denpasar, Selasa (13/3).

Isi deklarasi yang dibacakan Wedakarna ada dua. Pertama, menentang segala bentuk berita hoaks dan ujaran kebencian. Kedua, mencegah segala bentuk konflik suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

"Semoga Bali damai, Bali shanti, dan Bali tetap menjadi teladan untuk Indonesia. Kita dukung gerakan anti hoaks. Kita dukung generasi muda yang cerdas menggunakan teknologi," ujarnya.

 

photo
Anggota DPD RI asal Bali, Shri I Gusti Arya Wedakarna ikut membacakan deklarasi anti ujaran kebencian dan anti hoaks di depan perwakilan mahasiswa dan warganet yang hadir dalam diskusi bertemakan 'Bijak Menggunakan Medsos' di Restoran Ayucius, Jalan Tantular, Renon, Denpasar, Selasa (13/3). (ISTIMEWA)

Direktur Intelkam Polda Bali, Kombes Pol Akhmad Jamal Yuliarto mengatakan fenomena media sosial sangat cepat memengaruhi masyarakat di era digital. Medsos kerap dijadikan sarana menyebarkan ujaran kebencian dan isu SARA oleh pihak tak bertanggung jawab.

Hal ini menjadi salah satu faktor yang dapat mengganggu kestabilan keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Bali menjelang perayaan Nyepi dan pemilihan gubernur. Sampai saat ini, sebut Akhmad situasi keamanan di Bali masih aman dan kondusif karena masyarakat Bali tidak cepat terprovokasi.

"Kegiatan ini digelar sebagai upaya preventif Polda Bali dalam meminimalisir kejahatan di media sosial," katanya.

Kepala Subdirektorat III Direktorat Intelkam Polda Bali, AKBP I Gede Dartiyasa menambahkan seluruh elemen masyarakat sudah menggunakan media sosial. Masyarakat sebelum mengomentari dan menanggapi informasi di media sosial diharapkan mengecek kebenaran sumber dan isi informasi.

"Jika beritanya provokatif, jangan dibagikan, cukup dicerna pribadi supaya tidak menimbulkan dampak negatif bagi pengguna media sosial," katanya.

Hal paling disayangkan adalah warganet yang jelas-jelas sudah mengetahui berita itu hoaks, namun tetap membagikannya. Dartiyasa pun memperingatkan bahwa Polri sudah memiliki alat pendeteksi pemilik akun penyebar informasi hoaks dan provokatif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement