Selasa 13 Mar 2018 20:29 WIB

Golkar Pertimbangkan Dorong Kader Jadi Cawapres Jokowi

Golkar akan menyodorkan nama kader yang akan mendampingi Jokowi sebagai Cawapres.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurniawan
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Ketua Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurniawan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Golkar akan tetap menyodorkan nama kader yang akan mendampingi Joko Widodo di pemilihan presiden (pilpres) 2019. Soal siapa nama calon wakil presiden (Cawapres) dari Golkar akan diputuskan oleh DPP Partai Golkar.

Korbid Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, sekarang ini memang saatnya memasuki tahap untuk semua saling melakukan penjajagan. Baik Jokowi sebagai capres terhadap semua potensi cawapres dan partai politik, juga antar sesama partai politik pendukung pak Jokowi.

Jadi nama-nama yang dianggap cukup potensial untuk mendampingi Jokowi diwacanakan dan diinventarisir saja semuanya, termasuk nama AHY. "Golkar pun juga sedang membaca kemungkinan mendorong kader sendiri, khususnya Ketua Umum kami, Airlangga Hartarto sebagai Cawapres pak Jokowi," ujarnya, Selasa (13/3).

Namun, lanjut dia, buat Golkar saat ini lebih fokus kepada tiga hal. Pertama, melakukan konsolidasi internal untuk mengencangkan mesin partai untuk meraup sebesar-besarnya dukungan rakyat guna menang di Pilkada, Pileg dan Pilpres. Kedua, khusus untuk persiapan Pilpres, Golkar sedang membangun jaringan sendiri relawan pendukung Jokowi.

Ketiga mengkaji dan merumuskan poin-poin penting mengenai isu strategis di internal tim pakar, terkait kebutuhan pembangunan Indonesia dalam lima tahun ke depan. Persoalan isu strategis ini akan dapat menjadi pertimbangan ke Jokowi sebagai masukan visi dan misinya.

"Diharapkan ini menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan pasangan cawapresnya Jokowi," ujar Doli.

Dengan upaya ini, menurur Doli, Golkar ingin mengajak seluruh kekuatan politik tidak hanya bicara dalam konteks "sharing power" dalam koalisi dan penetapan Cawapres. Tetapi juga harus mempertimbangkan variabel "problem solving", terutama dalam menentukan figur yang tepat pendamping pak Jokowi untuk menjawab masa depan Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement