Kamis 08 Mar 2018 20:33 WIB

Survei Dilakukan Sebelum Jalur Pendakian Semeru Dibuka

Jalur pendakian Semeru ditutup 1 Januari 2018 dan rencana dibuka April 2018.

Siluet pendaki berjalan menuju puncak Gunung Semeru
Foto: Zabur Karuru/Antara
Siluet pendaki berjalan menuju puncak Gunung Semeru

REPUBLIKA.CO.ID,  LUMAJANG -- Petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melakukan survei dan membersihkan jalur pendakian Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Langkah itu dilakukan sebelum pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut dibuka kembali untuk umum.

"Untuk tahapan pertama, kami melakukan identifikasi daerah rawan yakni pohon tumbang dan tanah longsor di areal jalur pendakian yang dilakukan pada awal Maret ini," kata Pelaksana Harian Kepala Bidang Wilayah 2 TNBTS Budi Mulyanto di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis.

Setelah dilakukan identifikasi, petugas melakukan pembersihan jalur pendakian Gunung Semeru sehingga gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang tersebut benar-benar aman saat dibuka nanti.

"Survei dan pembersihan tersebut dilakukan terkait dengan rencana pembukaan jalur pendakian Gunung Semeru pada April 2018, namun kepastian waktu pembukaan pendakian Semeru masih menunggu hasil rapat koordinasi dengan sejumlah pihak," tuturnya.

TNBTS akan mengundang sejumlah pihak dalam rapat koordinasi pembukaan jalur pendakian Semeru diantara nya petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru PVMBG di Gunung Sawur, forum pimpinan daerah (forpimda), musyawarah pimpinan kecamatan (muspika), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan "Search and Rescue" (SAR).

"Dari hasil rapat koordinasi itu akan menentukan apakah jalur pendakian Gunung Semeru dapat dibuka pada awal April 2018 atau tidak," katanya.

Jalur pendakian gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut ditutup pada 1 Januari 2018 karena cuaca buruk dan pemulihan ekosistem secara alamiah di sepanjang jalur pendakian dalam upaya menjaga dan memelihara keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, beserta ekosistemnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement