REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Polisi terus mendalami kecelakaan bus maut di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, Ahad (11/2). Dari hasil sementara olah TKP, polisi menyatakan sopir bus maut mengakui adanya permasalahan pada rem bus.
Bahkan, kata Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Polisi Prahoro Tri Wahyono, permasalahan tersebut sudah disampaikan ke pihak manajemen bus. "Dari hasil keterangan sopir, memang ada kendala remnya blong," ujar Prahoro, Ahad (11/1), seraya menambahkan informasi itu berasal dari olah TKP selama tiga jam.
Sopir bus maut menyatakan sudah menyampaikan ke pihak manajemen PO (Perusahaan Otobus) terkait adanya masalah di bagian rem bus. Sopir mengaku sudah menyampaikan masalah itu pada saat berada di Lembang, Bandung. Ketika itu bus dalam perjalanan turun dan sudah ada masalah pada remnya.
Malah, menurut Prahoro, sopir sempat berhenti di sebuah rumah makan untuk mengecek rem kendaraan yang bermasalah itu. Ketika sopir menghubungi manajemen, kata Prahoro, sopir justru diarahkan untuk mengakali rem yang bermasalah tersebut. Padahal, sopir mengatakan tidak memiliki kemampuan mekanik.
"Permintaan itu tak direspons oleh manajemen. Terus mekaniknya menyampaikan jika itu bisa diakali. Ternyata, ada kebocoran di selangnya," kata Prahoro.
Kepolisian pun akan memanggil pihak manajemen untuk dimintai keterangan. Prahoro masih belum berspekulasi terkait adanya unsur pembiaran dari pihak manajemen. Namun, status sang sopir sudah ditetapkan menjadi tersangka.
"Sopir sudah dimintai keterangan dan statusnya tersangka. Kita mendalami lagi semua pihak termasuk manajemen dan pihak lainnya yang terlibat," jelas dia.
Kecelakaan maut terjadi pada Sabtu (10/2) sore. Saat itu bus pariwisata yang membawa rombongan wisatawan Koperasi Simpan Pinjam Permata Ciputat, Tangerang Selatan, mengarah dari arah Bandung ke Subang.
Di Tanjakan Emen, bus melaju tak terkendali hingga menabrak sepeda motor bernomor polisi T 4382 MM yang kemudian kembali menabrak tebing sebelah kiri jalan hingga terguling di bahu jalan. Akibat kejadian ini, sebanyak 27 orang tewas dan belasan lainnya mengalami luka.
Seluruh korban tewas saat ini sudah dievakuasi dan dibawa keluarga. Untuk korban luka-luka masih dalam tahap perawatan di beberapa rumah sakit.