Ahad 11 Feb 2018 15:10 WIB

Pemberitaan Serangan Gereja Sleman Jangan Memicu Disharmoni

Masyarakat diminta bijak untuk tidak menebar informasi yang bersifat provokasi.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Agus Yulianto
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (11/2).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Petugas kepolisian melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kasus penyerangan di Gereja Katholik St. Lidwina, Jambon, Trihanggo, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (11/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  SLEMAN -- Gereja Santa Lidwina di Kabupaten Sleman baru saja mengalami serangan orang tidak dikenal. Kakanwil Kemenag DIY, Muhammad Lutfi Hamid meminta, pemberitaan terkait kejadian itu lebih hati-hati.

"Jangan sampai ada berita-berita yang menciptakan disharmoni di tengah-tengah masyarakat," kata Lutfi kepada Republika.co.id, Ahad (11/2).

Sebab, dia merasa, informasi-informasi bersifat provokasi terkait kejadian itu tentu memiliki potensi memecah. Terlebih, Indonesia sendiri tengah memasuki tahun politik dan menuju pemilihan umum pada 2019 nanti.

Lutfi tentu menyesalkan, kejadian yang mengakibatkan setidaknya empat orang luka-luka tersebut. Terlebih, insiden itu terjadi bertepatan kegiatan misa yang hendak dilaksanakan jemaat Gereja Santa Lidwina.

Namun, dia tetap mengingatkan, agar siapa saja yang mendapatkan informasi terkait kejadian itu agar senantiasa berhati-hati. Lutfi berharap, masyarakat cukup bijak untuk tidak menebar-nebar informasi yang bersifat provokasi. "Jangan sampai kemudian diberitakan yang memprovokasi terwujudnya perilaku intoleran," ujar Lutfi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement