Jumat 09 Feb 2018 22:32 WIB

Besok Wakasal Beberkan Tangkapan Sabu 1.000 Kg

Pantai timur Sumatera menjadi rawan narkoba.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Agus Yulianto
Barang bukti sabu hasil tangkapan penyelundupan narkotika jaringan sindikat internasional asal Taiwan ke Indonesia (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Barang bukti sabu hasil tangkapan penyelundupan narkotika jaringan sindikat internasional asal Taiwan ke Indonesia (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Gig Jonias Mozes Sipasulta mengatakan, TNI AL berhasil menangkap kapal MV Sunrise Glory berbendera Singapura. Dari penangkapan tersebut, terdapat narkoba jenis sabu sebanyak satu ton (1.000 kg).

"Besok di Batam direncanakan akan dilaksanakan pers conference oleh Pak Wakasal tentang hasil tangkapan TNI AL," ujar Gig saat dikonfirmasi, Jumat (9/2).

Gig menjelaskan, tangkapan itu berupa narkoba jenis sabu sebanyak satu ton dari kapal MV Sunrise Glory berbendera Singapura. Ia juga mengatakan, rencananya kegiatan besok akan dihadiri Kabareskrim, Polri, Kepala BNN, Aspam Kasal, Pangarmabar, Kadispamal, dan Kadispenal.

Sebelumnya, Badan Narkotika Nasional (BNN) dikabarkan mengamankan satu ton sabu di perairan Batam, Kepulauan Riau, Jumat (9/2) sore. Deputi Pemberantasan Narkoba BNN, Inspektur Jenderal Arman Depari pun membenarkan informasi tersebut.

Arman masih belum bersedia mengungkapkan secara rinci modus dan kronologi pengungkapan tersebut. Begitu pula jumlah tersangka, Arman masih belum banyak bersedia mengungkapkannya. "Sedang dikembangkan," ujar Arman saat dikonfirmasi Republika melalui pesan singkatnya, Jumat (9/2) malam.

Menurut Arman, pengungkapan ini tidak dilakukan BNN sendirian. Pengungkapan ini berdasarkan bantuan dari Tentara Nasional Indonesia. "Bersama Angkatan Laut Republik Indonesia," ujar Arman singkat.

Pengungkapan narkoba di perairan Batam ini dengan demikian semakin menguatkan ucapan Arman beberapa waktu lalu yang menyebutkan bahwa pantai timur Sumatera menjadi rawan narkoba. Menurut Arman, penyelundupan narkoba 80 persen dilakukan melewati laut. Apalagi, Selat Malaka yang merupakan arus lalu lintas perdagangan laut dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement