Kamis 01 Feb 2018 06:19 WIB

Namanya Muncul di Kasus Bakamla, Ini Kata TB Hasanuddin

TB Hasanudin menyebut tidak ada perkenalan spesifik antara dua pihak tersebut.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andi Nur Aminah
Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I DPR TB Hasanudin angkat bicata terkait disebutnya namanya oleh Politikus Golkar Fayakhun Andriadi dalam persidangan kasus korupsi proyek pengadaan alat satelit monitoring dan drone Badan Keamanan Laut (Bakamla). Dalam sidang, Fayakhun mengatakan kenal dengan staf ahli Bakamla Ali Fahmi atau Fahmi Habsyi lantaran diperantarai oleh TB Hasanudin.

Namun TB Hasanudin menyebut tidak ada perkenalan spesifik antara dua pihak tersebut. "Perkenalan itu kan perkenalan terbuka saat Komisi I berkunjung ke kantor Bakamla. Saat itu saya sebagai pimpinan rombongan. Komisi I berkunjung ke kantor untuk pertama kali saat organisasi baru ini masuk menjadi mitra Komisi I," ujar TB Hasanudin saat dikonfirmasi Rabu (31/1)

Saat itu, ia mengakui memang bertemu dengan Fahmi di Kantor Bakamla saat berkunjung dengan rombongan. Saat itu juga, bakal calon gubernur Jawa Barat dari PDIP tersebut mengatakan, Fahmi telah berstatus staf khusus Bakamla. "Lalu kita kenalan dan bukan hanya dengan sodara Fayakun saja," ucap TB Hasanudin.

Dalam persidangan kemarin, Fayakhun dicecar pertanyaan seputar perkenalan dengan dengan staf ahli Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla), Ali Fahmi alias Fahmi Habsyi. Kepada Majelis Hakim, Fayakhun mengaku dikenalkan dengan Fahmi Habsyi oleh politisi PDI Perjuangan TB Hasanuddin.

"Pada mulanya saya tidak kenal dengan Ali Fahmi, sampai dikenalkan oleh senior TB Hasanuddin sesama Komisi I, saya dikenalkan saat Komisi I Rapat Dengar Pendapat di kantor Bakamla, " jawabnya.

Setelah perkenalan tersebut, Fayakhun mengatakan, Ali Fahmi yang juga merupakan kader PDI P itu menjadi agresif menghubunginya. "Pernah dia minta ketemu, saya hormati senior TB Hasanuddin jadi saya temui. Pas ketemu dia minta bantuan soal Bakamla, saya menolak. Secara garis besar, Bakamla perlu dikuatkan negara menghadapi pencurian uang," terang Fayakhun.

Dalam persidangan sebelumnya, Fayakhun disebut menerima uang dalam proyek pengadaan satelit monitoring dan drone di Bakamla. Fayakhun disebut berperan meloloskan anggaran Bakamla dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement