REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah sopir angkot dari beberapa trayek yang melewati kawasan Tanah Abang kembali mendatangi Balai Kota meminta kejelasan tindak lanjut tuntutannya. Mereka tetap meminta Jalan Jatibaru yang digunakan untuk pedagang kaki lima (PKL) kembali difungsikan sebagaimana mestinya.
"Kami hanya minta satu ke sini, buka kembali Jalan Jatibaru itu," kata Hamid (53 tahun) salah satu sopir yang mengikuti aksi di depan Balai Kota, Rabu (31/1).
Sopir angkot trayek M10 Tanah Abang-Jembatan Merah ini mengeluh merosotnya pendapatan sejak penataan yang dilakukan Gubernur Anies Baswedan. Kini, Hamid mengaku sering 'nombok' untuk setoran karena sedikitnya penumpang yang didapat akibat tak bisa melewati Jalan Jatibaru.
"Penumpang kita diambil sama Transjakarta gratis itu, terus kita dibiarkan begini," ujar dia.
Hal yang sama juga dikatakan Rusdi (50). Sopir angkot JP03 trayek Grogol-Tanah Abang ini mengeluh berkurangnya pendapatan secara drastis sejak penutupan Jalan Jatibaru. Bahkan, ia mengaku lebih sering pendapatannya hanya untuk setoran dan tidak membawa pulang uang.
"Kalau tiap Sabtu dan Minggu pasti nombok saya. Setiap hari cuma habis di bensin saja," ujar dia.
Bus Transjakarta Tanah Abang Explorer pada Senin (29/1) tak bisa beroperasi. Jalanan yang menjadi rute Transjakarta di kawasan tersebut diblokade sopir angkutan kota. Sopir angkot dari beberapa trayek yang melewati kawasan Tanah Abang juga berdemo di Balai Kota pekan lalu.
Mereka meminta Jalan Jatibaru kembali dibuka agar angkot bisa lewat. Beberapa angkot yang terdampak adalah M08 rute Tanah Abang-Jakarta Kota, angkot M09 rute Tanah Abang-Kebayoran, angkot M10 rute Tanah Abang-Jembatan Lima, angkot M11 rute Tanah Abang-Meruya dan JB03 rute Grogol-Tanah Abang.