Senin 29 Jan 2018 13:13 WIB

Gerindra Minta Provokator Mobilisasi Tukang Becak Ditindak

Taufik mengatakan ada pihak yang sengaja mengganggu program Anies-Sandi

Rep: Amri Amrullah/ Red: Bilal Ramadhan
Tukang becak saat menunggu untuk didata oleh petugas di kolong flyover Bandengan Utara, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (26/1).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Tukang becak saat menunggu untuk didata oleh petugas di kolong flyover Bandengan Utara, Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Gerindra DKI Jakarta mengingatkan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, harus bertindak tegas jika ada pihak yang sengaja memobilisasi tukang becak ke Jakarta. Ketua Partai Gerindra DKI Jakarta, Muhammad Taufik mengakui diduga ada provokator yang memobilisasi tukang becak dari luar DKI ke Jakarta.

"Ambil tindakan dari Pemda, suruh Satpol PP cegah. Itu namanya provokator," kata Taufik kepada wartawan, Senin (29/1).

Diakui dia, Gerindra mensinyalir ada kelompok yang dengan sengaja ingin mengganggu program-program Anies-Sandi dengan mengacaukan di lapangan. Salah satunya adalah soal kebijakan becak yang akan dibolehkan kembali beroperasi di Jakarta.

Taufik yakin ada pihak provokator yang dengan sengaja memobilisasi tulang becak dari luar DKI. "Pasti ada, pendekatannya bisa dilihat kesitu," ujarnya menambahkan.

Tentu pernyataannya ini berdasarkan indikasi-indikasi yang berkembang. Di antaranya masuknya becak dari luar Jakarta. Tiba tiba seperti ada yang memobilisasi becak-becak yang masuk Jakarta.

Padahal yang diperbolehkan oleh Gubernur DKI adalah becak yang ada di kawasan Jakarta dan itupun di wilayah-wilayah tertentu. Namun ia menolak bila pihak yang memobilisasi itu dikaitkan dengan partai politik tertentu.

"Kalau saya menganggap orang yang memobilisasi itu sama dengan provokator yang harus ditindak tegas," katanya.

Anies-Sandi menurutnya jangan sampai membiarkan mereka mengambil manfaat dari kelemahan kebijakan ini. Harus ditindak tegas dengan segera.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement