REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI mengklaim pelaksanaan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) serentak yang digelar sejak 20 Januari 2018 di 31 provinsi, 381 kabupaten/kota, 5.564 kecamatan, dan 65.534 kelurahan/desa berjalan lancar. Komisioner KPU, Viryan mengatakan jumlah pemilih yang dicoklit melebihi target.
"Kemudian total pemilih yang tercoklit hingga 27 Januari 2018 sebanyak 11.292.585 pemilih, jadi ini melebihi target yang kita harapkan," katanya di Kantor Pusat KPU, Jakarta, Sabtu (27/1).
Viryan mengatakan KPU pada saat itu menargetkan 385.791 Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) dengan target rumah yang tercoklit 1.928.955, dengan asumsi satu rumah satu KK. Kemudian pada hasil pelaksananannya per pukul 12.00 WIB, yang bertugas menjadi 461.699 PPDP, dan yang telah tercoklit sebanyak 3.739.864 rumah dengan jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 4.270.168 KK.
Pelaksanaan coklit tersebut masih terus berlangsung hingga 18 Februari 2018 mendatang. Viryan mengatakan Gerakan Coklit Serentak dilakukan bukan sekadar kegiatan monumental semata. "Kegiatan ini dilaksanakan karena hasil evaluasi kami ada lima masalah dalam kegiatan coklit sebelumnya," jelasnya.
Viryan mengungkapkan lima permasalahan tersebut antara lain terdapat PPDP yang tidak terbentuk oleh PPSnya, adanya PPDP fiktif, PPDP bekerja dibelakang meja. Selanjutnya, PPDP di akhir waktu, dan PPDP yang bekerja tidak sesuai dengan regulasi.
Tidak hanya itu, respons masyarakat terhadap coklit tersebut mendapat respons yang beragam. Ada masyarakat yang tidak tahu jadi mencari tahu. Selain itu menurutnya ada pihak yang tidak ingin dicoklit.
Sementara itu Komisioner Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Muhammad berharap KPU tetap semangat melaksanakan coklit hingga 18 Februari 2018 mendatang. "Jangan sampai peristiwa di tanggal 20 kemarin belakangnya jadi tidak semangat lagi," katanya.