REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penyidik tetap akan memproses laporan yang dibuat kader Hanura kubu Daryatmo terhadap Oesman Sapta Odang (Oso), terkait dugaan penyalahgunaan kewenangan. Argo menegaskan, kesepatakan dua kubu untuk menghentikan konflik internal, tidak akan mempengaruhi proses penyelidikan.
"Ya bagus kalau bisa selesaikan sendiri, itu kan internal dari mereka, dari partai. Nanti akan kita klarifikasi apakah kasus itu sudah selesai atau belum, di internalnya," ujar Argo di Balai Wartawan Polda Metro Jaya, Rabu (24/1).
Lebih lanjut Argo mengatakan, laporan akan tetap pada implikasi, dan akan dimintai keterangan oleh pihak kepolisian. "Kita masih dalam penyelidikan di situ. Nanti dilihat apakah dalam penyelidikan ada unsur pidana atau tidak," katanya.
Untuk diketahui, sejak dua pekan terakhir, pengurus Partai Hanura terbagi menjadi dua kubu, yaitu kubu Ambhara dan Manhattan. Keduanya memiliki ketua umum Partai Hanura versi mereka masing-masing. Masalah dimulai ketika 27 DPD yang tergabung dalam kubu Ambhara menyatakan mosi tidak percaya kepada OSO. Dia dinilai sebagai pemimpin yang tidak berintegritas karena terkait dengan politik uang dan otoriter.
Kubu Ambhara telah resmi menetapkan Marsdya (Purn) Daryatmo sebagai ketum, sementara kubu Manhattan tetap mengakui OSO sebagai ketum. Pelaksanaan Munaslub Hanura Ambhara pun dituding ilegal.
Keduanya juga sempat saling tuduh dan lapor ke kepolisian. Kubu Ambhara melapor ke Breskrim Polri terkait penggelapan uang partai, kubu Manhattan melapor ke Polda Metro Jaya juga terkait dengan penggelapan uang partai. Namun, Ketua Umum (Ketum) Partai Hanura versi Ambhara Daryatmo menyebutkan, secara umum, pihaknya dan pihak Oesman Sapta Odang (OSO) sudah sepakat berdamai. OSO sebagai ketua umum Partai Hanura versi Manhattan merasa bersyukur dengan keputusan tersebut.
(Baca: Dua Kubu Hanura Berdamai, OSO Tetap Ketua Umum)
Ikuti Whatsapp Channel Republika
