REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON -- Pusat Vulkanologi, Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan wisatawan dan masyarakat untuk tidak mendekati kawah Gunung Lokon. Hal ini menyusul peningkatan aktivitas vulkanik sejak beberapa hari lalu.
"Jangan melakukan aktivitas di radius bahaya 1,5 kilometer dari kawah Tompaluan yang menjadi pusat aktivitas," ujar Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Farid Ruskanda Bina AMd, Sabtu.
Rekomendasi lainnya, apabila terjadi hujan abu, masyarakat diharapkan tetap berada di dalam rumah. Dan bila berada di luar rumah, disarankan menggunakan pelindung hidung, mulut (masker) dan mata (kacamata).
"Waspadai juga potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon terutama pada musim hujan," ajaknya.
Farid menambahkan, pada periode pengamatan tanggal 19 Januari pukul 00.00-24.00 WITA, secara visual gunung tampak jelas hingga berkabut, sedangkan asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 25-100 meter di atas puncak kawah.
Selanjutnya, terekam gempa embusan sebanyak 19 kali dengan amplitudo 7-40 milimeter dengan durasi 14-40 detik, gempa tornillo sebanyak satu kali, amplitudo 32 milimeter dengan durasi 42 detik.
Gempa vulkanik dangkal sebanyak 41 kali, amplitudo 4-20 milimeter dengan durasi 3-12 detik, gempa vulkanik dalam sebanyak enam kali, amplitudo 19-36 milimeter selama 8-15 detik.
Terekam pula gempa tektonik jauh sebanyak empat kali, amplitudo 5-38 milimeter selama 60-190 detik serta tremor terus menerus terekam dengan amplitudo 0.5-1 milimeter (dominan 0.5 mm)
"Tingkat aktivitas Gunung Lokon level II (waspada)," katanya.