Sabtu 13 Jan 2018 19:43 WIB

Pengamat: Pilkada Jatim Diwarnai 'Hentakan-Hentakan' Politik

Pilkada Serentak (Ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pilkada Serentak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  SURABAYA -- Pengamat politik asal Universitas Airlangga Surabaya Haryadi menilai dinamika kontestasi Pilkada Jawa Timur 2018 diwarnai hentakan-hentakan politik yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. "Pilkada Jatim juga tak pernah ada rujukan bandingan dengan pilkada di tempat lain atau pun pada waktu lain di Indonesia," ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Sabtu (13/1).

Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tersebut menyampaikan hentakan-hentakan terjadi sejak awal proses pencalonan kandidat saat menjelang hingga setelah mendapatkan rekomendasi dari partai polisik. "Seperti saat Saifullah Yusuf (Gus Ipul) yang menjabat sebagai wakil gubernur Jatim dua periode mendampingi Soekarwo terkesan kuat akan mendapat tongkat estafet berupa dukungan maju," ucapnya.

Menurut dia, beberapa kali Pakde Karwo berupaya menarik Gus Ipul agar masuk ke Partai Demokrat. Akan tetapi selalu ditolak Gus Ipul karena merasa tetap nyaman sebagai representasi NU.

Hentakan lainnya, kata dia, saat Gus Ipul bersama Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siraj menjadi inisiator yang berperan paling utama dalam meyakinkan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila. Termasuk serangkaian kegiatan seminar dan sekumpulan karya tulis dirancang oleh Gus Ipul hingga sampai pada kesimpulan bahwa hari lahir Pancasila adalah mengacu saat pertama kali istilah Pancasila dicetuskan oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945.

"Proses inilah yang menyambungbatinkan kembali antara Gus Ipul dengan Bu Mega (Ketua Umum PDIP). Tak banyak tahu bahwa Gus Ipul adalah anak angkat Bu Mega yang dititipkan secara khusus oleh Gus Dur," katanya.

Bagi orang lain yang tak paham hubungan sejarah Gus Ipul dengan Mega, lanjut dia, pasti awalnya tak percaya kalau Gus Ipul akan mampu dapat rekom sebagai calon gubernur Jatim dari PDI Perjuangan. "Bahkan, Pakde Karwo pun tak pernah percaya kalau Gus Ipul akan bisa mendapat rekomendasi dari PDI Perjuangan. Secara simultan, komunikasi dan hubungan dengan partai-partai di luar PDI Perjuangan pun dijalankan oleh Gus Ipul," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement