REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Tim gabungan Polda Riau dan Polres Siak berhasil menangkap seorang pria, yang diduga sebagai pelaku pembakaran koleksi Istana Siak. "Pelaku berinisial TSA alias Faisal ditangkap di Kota Pekanbaru sore tadi," kata Kepala Polres Siak, AKBP Barliasnyah di Pekanbaru, Rabu (10/1).
Barliansyah menuturkan, TSA, atau yang memiliki nama lengkap Tengku Said Abdullah (41) ditangkap di salah satu tempat di Kabupaten Siak. Untuk selanjutnya, TSA akan segera dibawa ke Polda Riau guna penyelidikan lebih lanjut.
Berdasarkan informasi sementara, TSA diduga merupakan salah satu pewaris keluarga kesultanan Siak. Namun, polisi masih mendalami kebenaran informasi serta motif dugaan pembakaran tersebut.
Upaya pembakaran Istana Siak terjadi pada Senin siang (8/1). Beruntung upaya pembakaran cepat diketahui petugas sehingga tidak menimbulkan kerusakan berat. Hanya saja, akibat upaya pembakaran itu telah menyebabkan sejumlah ornamen rusak. Di antaranya adalah diorama patung penjaga sultan, serta tirai peninggalan bersejarah.
Sejumlah tokoh masyarakat hingga Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mengutuk keras upaya pembakaran cagar budaya tersebut. Istana Siak Sri Indrapura atau disebut juga "Istana Matahari Timur", merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun pada 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim.
Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang selesai dibangun pada 1893. Kompleks istana ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi yang terdiri dari empat istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Istana Siak sendiri memiliki luas 1.000 meter persegi.
Istana Siak memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang, ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta.
Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana.
Sementar,a pada halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana. Kemudian, di sebelah kiri belakang istana terdapat bangunan kecil yang dahulunya digunakan sebagai penjara sementara.