Sabtu 23 Dec 2017 02:16 WIB

Kapolri: Lapas Nusakambangan untuk Jantung Jaringan Teroris

Red: Nur Aini
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Deputi Pemberantasan Narkoba Inspektur Jenderal Arman Depari beserta jajarannya meninjau lembaga permasyarakatan (lapas) high risk di Pulau Nusakambangan, Jumat (22/12).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly bersama Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Deputi Pemberantasan Narkoba Inspektur Jenderal Arman Depari beserta jajarannya meninjau lembaga permasyarakatan (lapas) high risk di Pulau Nusakambangan, Jumat (22/12).

REPUBLIKA.CO.ID,CILACAP -- Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) di Nusakambangan, Cilacap diperuntukkan untuk terpidana teroris yang merupakan "jantung jaringan".

"Saya lihat fasilitas di sini, saya pikir kalau dijalankan betul bisa jadi 'Super Maximum Security' ini bisa jadi 'high risk prisoner' dan ini kita butuhkan untuk menempatkan kasus terorisme untuk jantung jaringan," kata Tito usai melakukan kunjungan ke Lapas Batu dan Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jumat. Bersama Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yassona Laoly dan Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN), Irjen Pol Arman Depari, Jumat (22/12).

"Di sini yang ditempatkan adalah inti, mereka yang merupakan jantung jaringan. Ketika mereka ingin melemahkan jaringan itu, jantung inilah yang akan kita ambil, jantung inilah dipindahkan di 'maximum security prisoner' supaya tidak memiliki hubungan dunia luar," kata Tito.

Sementara itu, saat meninjau Lapas Pasir Putih, Tito bertemu dengan salah satu narapidana Iwan Rois yang ditangkapnya pada 2004, dimana saat itu Tito menjabat sebagai Kepala Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

"Terkait kasus peledakan Kedutaan Besar Australia, kita tangkap hidup-hidup di belakang IPB Bogor. Saat ditangkap dalam ransel ada bom dan senjata api," kata Tito.

Kapolri mengatakan ini nostalgia sama yang pernah ditangkapnya. "Dia bilang ini nostalgia tapi beda nasib," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement