REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan melakukan pengadaan moda bus sekolah pada tahun depan. Untuk tahap awal, dua moda disiapkan yang terdiri dari satu unit bus dengan kapasitas 33 orang dan minibus berkapasitas 15 hingga 20 penumpang.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor, Fahrudin, mengatakan, Pemkot Bogor sudah menyediakan anggaran Rp 1,35 miliar untuk pengadaan dua moda tersebut.
"Nominal itu dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) 2018," ujarnya ketika ditemui Republika.co.id di Balai Kota Bogor, Ahad (17/12).
Fahrudin menjelaskan, Disdik sempat mendapatkan penawaran lebih dari dua moda bus sekolah untuk menjangkau anak-anak sekolah di Kota Bogor yang lebih luas. Tapi, kesempatan itu ditolak mengingat tahun ini menjadi penyelenggaraan perdana dalam pengadaan bus sekolah.
Menurut Fahrudin, dua moda bus sekolah yang siap dioperasikan pada 2018 tersebut menjadi sarana pembelajaran dan menciptakan pengalaman baru bagi Pemkot Bogor, terutama jajaran Disdik.
"Melalui dua bus ini, kami ingin memetakan, sejauh mana tingkat kebutuhan anak-anak sekolah terhadap bus sekolah," ujarnya.
Fahrudin menambahkan, pengadaan dua moda ini menjadi patokan awal bagi Disdik untuk mengetahui seberapa banyak bus harus dioperasikan saat jam tertentu. Tidak kalah penting juga, untuk menentukan besaran biaya operasional yang dibutuhkan tiap hari.
Sejauh ini, Disdik sudah membuat rancangan dalam penyelenggaraan bus sekolah dengan membuat sejumlah skema. Salah satunya, di jalur Cilendek, Semplak, yang akan dimulai dari area Atang Sanjaya, Bogor.
"Nanti, anak-anak didrop ke Terminal Merdeka. Dari situ, siswa SMPN 7, SMPN 1 dan SMAN 1 sudah bisa jalan kaki ke sekolah," ucap Fahrudin.
Diperkirakan, bus sekolah sudah selesai mengantarkan anak-anak ke tempat pemberhentian sekira pukul 08.00 WIB. Dari situ, bus tidak akan berdiam di satu titik, melainkan dimanfaatkan menjadi moda antar jemput siswa untuk pembelajaran luar kelas. Misalnya, untuk berkunjung ke museum atau berolahraga di taman kota.
Tidak hanya unsur jalur dan jumlah moda, Disdik juga akan melakukan pemetaan terhadap angkutan umum. Hal ini harus diantisipasi untuk menghindari dampak negatif terhadap transportasi publik, terutama kemungkinan adanya gangguan terhadap pemasukan para supir.
Fahrudin mengatakan, salah satu skema untuk mengatasi tantangan itu adalah dengan tidak mengangkut semua anak sekolah. "Kami akan prioritaskan untuk siswa siswi dari keluarga tidak mampu. Mungkin nanti akan ada tiket khusus untuk mereka atau skema lain," tuturnya.