Kamis 14 Dec 2017 12:06 WIB

Cerita AM Fatwa Menyiasati Pengadilan Zaman Orde Baru

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AM Fatwa
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), AM Fatwa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan, sosok almarhum AM Fatwa mewarisi semangat HOS Tjokroaminoto. Menurutnya, integritas Fatwa sudah teruji.

"Bagi kami anak muda Muhammadiyah, Pak Fatwa mewarisi jiwa politisi dan aktivis Islam HOS Tjokroaminoto, sosok yang tauhidnya murni, tinggi ilmunya, apik siasat politiknya. Mirip pesan HOS Cokroaminoto, 'semurni-murninya tauhid, setinggi-tingginya ilmu pengetahuan, sepintar-pintarnya siasat'," ujar Dahnil dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/12).

Dahnil menjelaskan, ketika rezim Soeharto berkuasa, AM Fatwa merupakan sosok yang paling berani melawan. Bahkan, sampai dipenjarakan oleh Soeharto. "Namun, ketika Pak Harto lengser, beliau adalah sosok yang dengan besar hati mendatangi Pak Harto, tidak ada dendam sama sekali. Beliau negarawan sejati," katanya.

Dahnil menyebutkan, semangat AM Fatwa sebagai aktivis Islam juga tetap menggelora. Hampir setiap bulan, warga Muhammadiyah di DKI Jakarta mudah menemuinya bila ada Pegajian Umum di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat.

"Kita pasti menemui beliau duduk bersama jamaah lain mendengarkan pengajian, beliau jarang absen. Demikian pula, hubungan beliau dengan aktivis muda muhammadiyah. Beliau selalu mengingatkan pentingnya menjaga integritas, namun harus tetap pintar siasatnya," ujarnya.

Dahnil mengingat kembali cerita yang pernah dikisahkan oleh AM Fatwa. Kisah itu terkait dengan tingkahnya yang menyiasati pengadilan ketika dituduh melawan orde baru. "Bila jaman now ini ada orang yang pura-pura sakit karena takut disidang dan diperiksa karena kasus korupsi, jaman orde baru, beliau dipaksa ke pengadilan dengan berbagai tuduhan melawan orde baru," katanya.

Namun, lanjut Dahnil, ketika diseret ke pengadilan, AM Fatwa mengaku sakit diare. Meski sakitnya betulan, kata Dahnil, Fatwa sengaja memakan sesuatu yang bisa menyebabkan diare.

"'Padahal saya benar-benar kena diare loh. Meski saya memang makan sesuatu supaya diare, hahaha...,' sambil tertawa lepas. Tapi (dia) tetap diseret ke pengadilan dengan tuduhan melawan orde baru," ucap Dahnil.

Menurut dia, integritas Fatwa memang telah teruji. Selama menjadi politisi, Dahnil tak pernah mendengar hal-hal negatif terkait dengan praktik-praktik curang dan amoral seperti korupsi. AM Fatwa, kata Dahnil, politikus yang bersih.

"Pak Fatwa memang teladan yang baik buat anak muda. Beliau mewarisi waras politik dan perjuangan HOS Tjokroaminoto. Selamat jalan Ayahanda AM Fatwa. Kami bersaksi kau pejuang Islam yang baik dan teladan. Insya Allah Kau khusnul Khotimah," tutur Dahnil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement