REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, mencatat ada 13 desa di lima kecamatan yang menggelar imunisasi difteri secara serentak. Imunisasi difteri ini, merupakan program Outbreak Response Immunitation (ORI). Menyusul masih adanya kasus difteri di wilayah ini selama 2017.
Kepala Seksi Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupatan Purwakarta, Eva Lystia Dewi, mengatakan, ORI di hari pertama ini ada lima puskesmas yang menyelenggarakan imunisasi serentak. Yakni, Puskesmas Tegalwai, Puskesmas Pasawahan, Puskesmas Pondoksalam, Puskesmas Maracang dan Puskesmas Jatiluhur. Dari lima puskesmas itu, para bidan dan petugas kesehatan lainnya menyebar di 13 desa.
"Hari ini, kita menerjunkan minimalnya dua bidan/petugas kesehatan di setiap posyandu untuk mengimunisasi balita," ujar Eva, kepada Republika, Senin (11/12).
Menurut Eva, program ORI untuk difteri ini diluar jadwal reguler imunisasi. Menyusul dengan masih ditemukannya kasus difteri di wilayah Purwakarta. Apalagi, selama 2017 ini ada 29 kasus difteri yang terdata. Dari 29 kasus ini, seorang warga dinyatakan meninggal dunia akibat terpapar corynebacterium diphteriae.
Karena itu, lanjut Eva, salah satu pencegahannya dengan imunisasi. Imunisasi difteri ini, akan menyasar anak usia 1-19 tahun. Jumlahnya diprediksi mencapai 310 ribu. Untuk ORI pada pekan pertama ini, sasarannya masih balita. Karena itu, orang tua yang memiliki balita bisa diimunisasi di posyandu dan puskesmas.
"Kalau anak-anak sekolah, masih disusun jadwalnya," ujar Eva.
Sementara itu, pantauan Republika di Posyandu Puspa Nusa IV, Kampung Citra Sari, Desa Ciwareng, Kecamatan Babakan Cikao, terlihat aktivitas imunisasi difteri. Dua bidan dari Puskesmas Babakan Cikao, diturunkan untuk memvaksin para balita.
Bidan Yuli Rismawanti, mengatakan, di posyandu ini ada 40 balita yang menjadi sasaran. Mayoritas, warga sangat berminat membawa anaknya ke posyandu. Apalagi, saat ini penyakit difteri sedang mendapat sorotan. Sehingga, banyak warga yang membawa anaknya untuk diimunisasi.
"Alhamdulillah, kesadaran masyarakat untuk imunisasi sudah tinggi. Tidak ada penolakan," ujarnya.
Menurut Yuli, bila ada balita yang terlambat di imunisasi di posyandu, sebaiknya dibawa ke puskesmas. Sebab, layanan imunisasi difteri di puskesmas tersedia selama hari kerja.