Senin 11 Dec 2017 15:07 WIB

Dinkes Jabar Targetkan Imunisasi 3,6 Juta Anak

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ratna Puspita
Seorang balita menangis saat melakukan imunisasi Difteri di Posyandu Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (11/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seorang balita menangis saat melakukan imunisasi Difteri di Posyandu Mawar, Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (11/12).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat mulai menggelar imunisasi serentak kepada anak berusia 1-19 tahun, Senin (11/12). Dinkes Jabar menargetkan anak yang diimunisasi sebanyak 3.629.178.

Menurut Kepala Seksi Surveilan dan Pencegahan Penyakit Dinkes Jabar Yus Ruseno jumlah anak yang menjadi sasaran imunisasi berada rentang usia dari 1-19 tahun. Rinciannya, untuk usia 1-5 sebanyak 886.877 anak, 5-7 tahun 452.372, dan usia 7-19 tahun sebanyak 2.289.928.

Dia menerangkan, imunisasi serentak akan dilakukan terutama di lima kota/kabupaten dengan angka difteri tertinggi. Yakni di Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi dan Kota Depok. 

"Mulai Senin (11/12) ini, imunisasi massal difteri dilakukan terutama di lima kabupaten/kota yang disebut dengan ORI (Outbreak Response Imunization)," ujarYus, saat dihubungi, Senin (11/12).

Saat ini, Yus mengatakan, di lapangan sudah banyak yang melaksankan penyuntikan. Terutama, di posyandu-posyandu dan juga di sekolah. 

Saat ditanya tentang stok vaksin di Jabar, Yus mengatakan, stok mencukupi karena kalau ada kekurangan akan dicukupi oleh pusat. Sekarang ini, imunisasi masal dilakukan dengan vaksin yang ada. 

Jika ada kekurangan maka Kementerian Kesehatan segera memenuhi. "Kami mengimbau untuk semua orang tua agar membawa anaknya imunisasi mengikuti jadwal sekolah atau posyandu. Terutma, daerah-daerah yang KLB," katanya.

Untuk jumlah kasus difteri, kata dia, sampai hari ini di Jawa Barat tercatat ada 131 kasus dengan 13 kematian. Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan 4 Desember lalu sebanyak 116 kasus.

"Kasus difteri di Jabar meningkat pelan-pelan. Jumlahnya ada terus. Dari laporan yang diterima sampai hari ini ada 131. Cuman itu baru laporan yang kita terima," katanya.

Dia menambahkan dari angka tersebut, banyak pasien yang sudah sembuh. Dia juga menuturkan, untuk memastikan pasien positif atau negatif difteri perlu ada pengecekan. 

Saat ini, dia mengatakan, kasus difteri di Jabar terjadi 18 kabupaten/kota. Dia menuturkan sejumlah daerah di Jabar yang telah menyatakan kejadian luar biasa (KLB) difteri. Di antaranya Purwakarta, Bekasi dan Depok. 

"Daerah yang sudah menyatakan KLB, adalah Purwakarta. Sementara Kabupaten Bekasi dan Depok sedang proses. Belum ada lagi, karena kalau ada pernyataan berarti penadanannya ditanggung oleh yang menyatakan KLB," kata dia.

Yus mengatakan, saat ini Jabar belum menyatakan KLB. Namun, beberapa kabupaten/kota telah menyatakan KLB karena kewenangannya berada di daerah dan berkonsekuensi terhadap anggaran. "Untuk Jabar belum menyatakan KLB difteri. KLB nya itu baru di kabupaten/kota saja," katanya.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement