Ahad 06 Aug 2023 22:57 WIB

Hati-Hati Wabah Difteri, Satu Kasus Ditemukan di Garut

Difteri menular melalui batuk, bersin, atau luka terbuka.

Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil memantau langsung imunisasi difteri pada anak di SDIT Miftahul Huda Garut, Rabu (1/3/2023).
Foto: Dok Republika
Ketua TP PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil memantau langsung imunisasi difteri pada anak di SDIT Miftahul Huda Garut, Rabu (1/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah menerjunkan tim kesehatan untuk menelusuri dan mencegah penyebaran kasus difteri (penyakit menular yang dapat disebarkan melalui batuk, bersin, atau luka terbuka) yang saat ini baru ditemukan kembali di Kecamatan Samarang agar tidak meluas menular ke anak-anak lainnya.   

"Yang penting kan pencegahannya, tim kan sudah turun ke lapangan, sudah melakukan upaya-upaya terbaik," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di Garut, Ahad (6/8/2023).   

Ia mengatakan, Kabupaten Garut sebelumnya, pada Februari 2023 ditetapkan darurat difteri di Kecamatan Pangatikan karena ditemukan kasus difteri, kemudian saat ini ditemukan satu kasus positif difteri di Kecamatan Samarang.   

Adanya laporan kasus difteri baru di kecamatan itu, Helmi menyampaikan sudah menginstruksikan langsung ke Dinas Kesehatan Garut untuk mengecek dan segera melakukan penanganan medis agar pasien bisa terselamatkan. 

"Yang saya terima infonya baru satu orang," katanya.       

Ia menyampaikan meski ditemukan satu kasus, tapi menjadi perhatian serius pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten untuk berupaya melakukan perlindungan dengan memberikan imunisasi bagi masyarakat di daerah itu.   

Meski berpotensi menyebar, kata dia, masyarakat untuk tidak cemas maupun khawatir secara berlebihan terhadap temuan kasus difteri di daerahnya asal tetap menjaga kesehatan dan lingkungan yang bersih, kemudian memberlakukan isolasi terhadap pasien positif.   

"Kami akan melakukan langkah-langkah penanganan terbaik, difteri bisa ditangani, bisa ditanggulangi, kalau pada satu tempat ada yang dinyatakan terkena positif, berarti kita akan melakukan perlindungan," kata Helmi.       

Ia menambahkan upaya lainnya yang akan dilakukan pemerintah daerah yaitu menyiapkan ruang perawatan khusus bagi pasien difteri di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Slamet Garut, berikut disiapkan peralatan medis dan dokternya.   

"Ruang isolasi sudah disiapkan, kalau misal dalam perkembangannya pasien bertambah banyak, ruangan bisa diperbanyak juga," katanya. 

Ia mengimbau, masyarakat yang mengeluhkan sakit gejala difteri seperti batuk, sakit tenggorokan, demam, dan lainnya untuk segera memeriksa diri ke dokter, puskesmas, maupun tempat pelayanan kesehatan lainnya agar cepat terdeteksi penyakitnya.   

Wabah difteri, lanjut dia, bisa dicegah melalui imunisasi atau vaksin difteri kepada anak-anak agar memiliki kekebalan tubuh yang baik sehingga terhindar dari suatu penyakit.   

"Imunisasi paling utama untuk anak-anak kita, setelah imunisasi kalau ada yang sakit segera berobat," katanya.         

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement