REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak upaya yang sudah ditempuh Sudiarto untuk melakukan gebrakan dan inovasi wirausaha di desa sekaligus memberdayakan pemuda desa. Seperti membuat pupuk kompos, budi daya belut menggunakan tong dan sebagainya. Namun, upaya-upaya itu seringkali menemui banyak rintangan dan kemudian kandas. Meski demikian, kondisi itu tak membuat hatinya lemah, bahkan tetap semangat karena termotivasi untuk mencari hal-hal baru.
Selalu dibakar semangatnya oleh perkataan sang proklamator Indonesia “Serahkan kepadaku 10 pemuda maka saya akan goncangkan dunia", pada 2016 Sudiarto mendirikan Organisasi Pemuda Nusantara (OPN) bersama rekan-rekannya sesama pemuda Pelopor Kabupaten Lombok Timur. Sudiarto yang tinggal di Desa Molek Montong, Baan Selatan, Lombok Timur, adalah runner up Pemuda Pelopor tingkat kabupaten pada tahun itu.
Lewat organiasi OPN, menurut dia, dibangun kerangka berfikir pemuda yang mandiri dan berwirausaha dan saling bahu membahu dengan semangat perkataan Bung Karno itu. Ia membentuk sub usaha baik dalam bidang pertanian, perikanan, ekonomi kreatif dan lainnya, yang sesuai dengan potensi yang ada di berbagai kampung di daerahnya.
Yang berjalan eksis sampai saat ini adalah usaha yang ia sebut Hidro Socio, laundry dan produksi serbuk minuman penghangat tubuh dari ramuan jahe. “Kita menjalankan ketiga usaha itu bersama delapan orang teman-teman alumni pemuda pelpor sekaligus pengurus OPN,” kata Pemuda kelahiran 5 November 1988 ini.
Salah satu bentuk usaha Hidro Socio adalah usaha isi ulang air minum berbasis sosial. Disebut Hidro Socio karena isi ulang yang ia jual dihargai lebih murah. “Air tanah di daerah saya kualitasnya memang sudah menurun. Kebanyakan di daerah saya air isi ulang dijual dengan harga Rp 7.000 per galon, tapi kita jual hanya Rp 3.000 saja sebagai subsidi kegiatan sosial kemasyarakatan kami agar bisa membantu keluarga-keluarga yang kurang mampu,” jelas Sudiarto.
Lewat Hidro Socio pula, pemuda sarjana pendidikan Islam ini juga menghendaki agar air yang merupakan bagian penting dari kehidupan yang karuniakan Tuhan, sudah seyogyanya menjadi bagian penting dari nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.
Bersama rekan-rekannya di OPN, Hidro Socio selain aktif memberikan pelatihan-pelatihan, juga mencoba menggadeng Tim Pelaksana Inovasi Desa (TPID) untuk menjalankan program pengiriman air bersih lewat tengki ke daerah-derah kering di sekitar Lombok. Awal Oktober lalu, pihaknya sudah sudah melakukan konsolidasi dengan TPID untuk pelaksanaan program tersebut.
Sudiarto merupakan satu dari 78 pemuda teknopreneur yang mengikuti pelatihan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Bersama para pemuda terseleksi lain dari 34 provinsi, wakil NTB ini mendapatkan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Pemuda Berbasis IPTEK dan IMTAK bertema “Pemuda sebagai Penggerak Sentra Pemberdayaan Pemuda di Desa” yang digelar di Bogor, Jawa Barat pada akhir Juli 2017.
“Pelatihan dari Kemenpora memberikan dampak dan perubahan positif, banyak sekali yang kami rasakan baik dari perubahan kerangka berfikir maupun dalam penyelesaian masalah, juga bisa belajar menjadi leader bagi para pemuda,” ujar Sudiarto.