REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perampokan dengan menggunakan senjata api kembali terjadi salah satunya di Jakarta Barat. Polisi mengimbau agar masyarakat selalu waspada dengan situasi yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan agar masyarakat bisa melindungi dirinya masing-masing. Argo mengatakan, jangan sampai tindakan kriminal tersebut muncul lantaran adanya kesempatan dan peluang dari korban itu sendiri. "Masyarakat harus lebih waspada," ujar Argo pada Republika.co.id, Jumat (9/12).
Mantan Kabid Humas Polda Jawa Timur ini mengatakan, jika hendak bepergian harus melihat waktu. Usahakan juga, Argo mengatakan, jangan pergi seorang diri apalagi dengan membawa sesuatu yang menyolok misalnya perhiasan. "Kalau bepergian melihat waktu yang ramai, jangan seorang sendiri dan tidak menggunakan perhiasan yang mencolok," terang Argo.
Selain memprotek diri, Argo juga berharap ada kerja sama dari masyarakat. Apabila melihat ada orang memiliki senjata atau tempat-tempat pembuatan senjata rakitan agar segera melaporkannya kepada kepolisian. Karena kata dia, para perampok ini umumnya menggunakan senjata rakitan untuk menakut-nakuti korbannya. "Senjata itu kan (yang digunakan perampok, Red) senjata rakitan jadi masyarakat kalau melihat ada orang bersenjata laporkan pada kepolisian," kata Argo.
Hal yang serupa pun diungkapkan oleh Kriminolog Universitas Indonesia, Kisnu Widagso yang menyampaikan agar masyarakat mampu melakukan save assessment kepada dirinya sendiri. Apakah pribadinya itu termasuk kategori potensial fiktim bagi pelaku atau tidak.
"Kalau iya (potensial) maka kurangi risiko tersebut, dengan jangan terlalu mencolok atau berlebihan dalam menyimpan uang di rumah misalnya. Atau berlebihan saat dalam perjalanan, dengan begitu pelaku juga sulit melakukan mapping," ungkap Kisnu.
Atau bila sudah terlanjur mencolok, Kisnu menegaskan, seperti rumah yang megah dan mewah maka pemilik rumah harus investasi lebih untuk keamanan rumahnya. Bisa dilakukan dengan memasang CCTV atau menggunakan jasa satpam.
"Ini tergantung kemampuan masyarakat terhadap self assessment, ketika masyarakat tidak memilik itu, ya harus dibantu oleh Babinkantibmas," kata Kisnu.