Jumat 08 Dec 2017 17:26 WIB

Cegah Difteri, 310 Ribu Anak Purwakarta akan Diimunisasi

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Dwi Murdaningsih
Balita menangis saat disuntik imunisasi difteri di Puskemas Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Balita menangis saat disuntik imunisasi difteri di Puskemas Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Rabu (6/12).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, akan menyasar 310 ribu anak dan balita untuk mendapat imunisasi DPT. Imunisasi ini akan dimulai pada 11 Desember mendatang. Adapun daerah sasaran pertama, yakni Kecamatan Tegalwaru.

Pemberian imunisasi ini, menyusul dengan masih munculnya kasus difteri yang menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) di wilayah ini. Kepala Seksi Surveilance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Eva Lystia Dewi, mengatakan, Purwakarta sudah KLB difteri sejak 2016 lalu.

Sebab, selama tahun kemarin penderita difteri mencapai 49 kasus, dengan kematuan satu orang penderita. Kemudian, di 2017 ini kasusnya menurun, menjadi 29 dengan kematian satu orang."Khusus penyakit difteri ini, jika ada seorang warga yang positif terjangkit, maka statusnya sudah kejadian luar biasa (KLB). Apalagi, ini sampai 29 kasus," ujarnya, kepada Republika.co.id, Jumat (8/12).

Karena itu, pihaknya harus melakukan out break response immunitation (ORI). Sebab, pencegahan difteri ini hanya bisa dilakukan dengan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan dengan pemberian vaksinasi (imunisasi). Sebenarnya, lanjut Eva, untuk imunisasi berkala sudah dilakukan sesuai jadwal. Yakni, pemberian imunisasi di setiap posyandu, puskesmas dan bidan desa. Akan tetapi, untuk kegiatan ORI ini, akan dilakukan secara serentak terhitung 11 Desember mendatang. Dengan sasaran lebih dari 310 ribu, anak usia satu sampai 19 tahun.

"Imunisasi ini akan diberikan di setiap posyandu, puskesmas dan sekolah-sekolah yang memohonkan untuk vaksinasi," ujarnya.

Eva menyebutkan, 310 ribu sasaran itu, mencakup 71 ribu anak usia satu sampai 15 tahun. Lalu, anak usia lima sampai tujuh tahun ada 35 ribu. Kemudian anak dengan kategori tujuh sampai 19 tahun, jumlahnya 203 ribu. ORI ini akan dilaksanakan sebanyak tiga kali putaran. Dengan interval, nol, satu bulan berikutnya, dan enam bulan berikutnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Anne Hediana Koesoemah, mengatakan, pihaknya berupaya untuk menyediakan anti difteri serum (ADS) dan eritromisin. Akan tetapi, pihaknya sempat menemukan kesulitan mencari ADS. Sebab, sudah tak diproduksi lagi. Mengingat, difteri ini penyakit yang dianggap telah hilang.

"Di Purwakarta juga, kasus difteri yang menghebohkan itu terjadi pada 2007 di Kecamatan Maniis. Setelah itu hilang. Tetapi, di 2016 kemarin kembali muncul," ujarnya.

Setelah mencari ADS di produsen tetapi tidak ada, pihaknya berupaya mencari ke daerah lain yang tidak ditemukan kasus difteri. Beruntung, ADS-nya masih ada. Sehingga, pihaknya bisa melaksanakan ORI secara serentak. Saat ini, lanjut Anne, masih ada empat pasien yang dirawat di RSUD Bayu Asih. Penderita sudah diobati, lalu diberikan profilaksis terhadap kontak DNA dan pemberian imunisasi selektif. Upaya ini, merupakan salah satu cara penghentian transmisi difteri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement