REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini proyek pembangunan infrastruktur di Indonesia masih banyak yang dibiayai oleh modal asing, karena belum optimalnya pemanfaatan modal domestik atau modal dalam negeri di Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Ahli Ekonomi Emil Salim mengatakan pembangunan infrastruktur yang dibiayai oleh modal atau kredit asing perlu diminimalkan. Menurutnya, dalam proyek yang dibiayai oleh kredit asing akan dikerjakan sepenuhnya oleh tenaga kerja asing.
"Perlu dicegah agar proyek infratruktur yang dibangun dengan kredit asing sepenuhnya dikerjakan oleh tenaga asing sehingga orang kita tersingkir," kata Emil seperti yang dikutip dalam akun twitter pribadinya, Jumat (8/12).
Ia mengatakan, jika proyek pembangunan dibiayai oleh kredit asing, maka harus mengutamakan tenaga kerja dan kapasitas industri Republik Indonesia. Tujuannya agar terciptanya kemandirian bangsa Indonesia.
"Haruskan penglibatan tenaga Indonesia, pengembangan skill dan transfer teknologi sebagai syarat pelaksanaan proyek," tambah mantan Menteri Indonesia tersebut.
Ia menegaskan, yang terpenting dalam pembangunan bukan hanya hasil fisik saja. Namun, juga cara pembangunannya yang dapat meningkatkan kemampuan daya, tenaga dan kemampuan bangsa.
"Pola "turn-key" proyek dengan kredit dan tenaga asing tanpa penglibatan tenaga Indonesia sama dengan (sama dengan) wujud penjajahan terselubung yang perlu dihenti-gantikan," katanya.