Sabtu 02 Dec 2017 02:00 WIB

LSI: Hanya 'Tsunami Politik' yang Bisa Tumbangkan Ganjar

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara kunci pada forum diskusi Rembuk Republik bertema 'Upaya Peningkatan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Daerah', di Gedung Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/11).
Foto: Antara/R.Rekotomo
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo saat menjadi pembicara kunci pada forum diskusi Rembuk Republik bertema 'Upaya Peningkatan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Daerah', di Gedung Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah, Selasa (28/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menilai pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2018 jika berlangsung normal, maka calon pejawat, Ganjar Pranowo diperkirakan akan lolos sebagai pemenangnya.

"Calon gubernur incumbent dari PDIP itu tidak mudah dikalahkan oleh kandidat lain yang ada disurvei, karena posisi elektabilitasnya sudah cukup perkasa dengan angka di atas 50 persen dalam berbagai simulasi. Hanya 'tsunami politik' yang bisa menumbangkan dan mengalahkan Ganjar," kata Direktur Eksekutif Citra Komunikasi, Toto Izul Fatah di Jakarta Pusat, Jumat (1/12).

Hasil survei LSI pada November 2017 juga menunjukkan elektabilitas kader partai Gerindra, Ferry Juliantono menempati posisi kedua setelah Ganjar dan di atas mantan menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM), Sudirman Said.

Sehingga Ferry dinilai mampu menjadi lawan tanding pejawat. Meski jarak angkanya masih jauh,dengan pesan program yang tepat dan melakukan sosialisasi dengan sisa waktu yang ada dapat menaikkan elektabilitasnya.

"Dari tingkat kesukaan, Ferry memiliki nilai yang cukup tinggi, sehingga jika dimaksimalkan tingkat pengenalannya akan berdampak terhadap elektabilitasnya menghadapi pejawat. Sementara apabila PDIP tidak mengusung pejawat, maka peluang Ferry menjadi lebih tinggi" kata Toto.

Selain itu, LSI menyatakan, Wakil Ketua Umum Gerindra itu mampu menyelesaikan masalah yang ada dengan presentase 30,8 persen dibandingkan pejawat hanya memperoleh 9,9 persen. Mulai dari kemiskinan, lapangan pekerjaan dan pendidikan.

"Dari survei terlihat harapan masyarakat memiliki pemimpin baru di Jawa Tengah cukup tinggi dengan tren menginginkan pemimpin yang bebas korupsi," kata Toto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement