Kamis 30 Nov 2017 18:05 WIB

Astaghfirullah, Warga Ini Potong Alat Kelamin Gunakan Kapak

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Agus Yulianto
Depresi (Ilustrasi)
Foto: factretriever
Depresi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kejadian yang memprihatikan dialami seorang warga di selatan Sukabumi, Suryaman (30 tahun). Pasalnya, warga yang berasal dari Kampung Cibinong, Desa Bojongtipar, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi ini, memotong alat kelaminnya hingga nyaris putus pada Rabu (29/11) pagi lalu. Konon itu dilakukan untuk menguji ilmu kebalnya.

Informasi yang diperoleh dari warga menyebutkan, korban melakukan aksi nekatnya tersebut di rumah orangtuanya di Kampung Laban Lebe RT 25 RW 05, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah. Kini, Suryaman telah mendapatkan penanganan medis di RSUD Sekarwangi, Kecamatan Cibadak.

"Saya mendapatkan informasi Suryaman melakukannya di kamar mandi," ujar saah seorang kerabat Suryaman, Endang Sutisna (55) kepada wartawan Kamis (30/11). Pada waktu itu, kata dia, keluarga mendapatkan suara jeritan kesakitan dari dalam kamar mandi.

Setelah di cek, ungkap Endang, ternyata Suryaman dalam keadaan berdarah terutama di bagian alat kelaminnya. Diduga, kata dia, Suryaman memotong alat kelaminnya dengan menggunakan kapak, seutas tali, dan batu.

Endang menerangkan, tali digunakan untuk mengikat alat kelamin agar mudah dipotong dengan kapak. Hingga kini, lanjut dia, keluarga tida mengetahui secara pasti alasan Suryaman memotong alat kelaminnya.

Namung, ujar Endang, pada waktu dulu Suryaman pernah membaca mantra untuk menguasai ilmu tertentu. Selain itu dari pengamatan kerabat perilakunya aneh dalam beberapa waktu terakhir.

Berdasarkan keterangan keluarga, Suryaman telah menikah dan dikaruniai satu orang anak. Tim medis RSUD Sekarwangi Raden Givan Suganda menerangkan, petugas telah menangani Suryaman dengan baik terutama menghentikan pendarahan pada bagian alat kelamin. "Saat ini kondisinya mulai stabil," ucap dia.

Ditambahkan Givan, dari pengamanan sementara pasien diduga mengalami gangguan psikis. Namun, untuk memastikannya kata dia masih dilakukan upaya observasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement