Kamis 30 Nov 2017 16:36 WIB

Hujan Deras, Warga Selalu Waswas Tanggul Jatipadang Jebol

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Agung Sasongko
PPSU Jatipadang membangun tanggul darurat pasca jebolnya tanggul Jatipadang, Kamis (30/11).
Foto: dok. Warga RW 06 Jatipadang
PPSU Jatipadang membangun tanggul darurat pasca jebolnya tanggul Jatipadang, Kamis (30/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Kamis (30/11), tanggul di Jatipadang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan,  kembali jebol. Sudah ketiga kalinya semenjak November 2017.

Jebolnya tanggul Jatipadang terjadi sekitar pukul 04.00 WIB. Air tiba-tiba menerobos tanggul yang ada di RW 06. Warga pun dibuat kaget.  "Tidak ada korban jiwa. Barang ada lah beberapa. Ada motor yang sampai enggak bisa nyala karena terendam,"kata Komandan Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Jatipadang, Nursaindah, saat ditemui di lokasi, Kamis (30/11).

Sejak dinihari, hujan cukup deras mengguyur wilayah Jatipadang. Tanggul yang berfungsi mencegah luapan aliran air tak lagi mampu berfungsi. Derasnya hujan ditambah kiriman air dari wilayah Depok tak sanggup lagi dibendung. Tanggul Jatipadang pun jebol.

Nursaindah mengaku, ada 35 petugas yang langsung dikerahkan begitu mendengar kabar tanggul jebol. Setelah mengevakuasi warga dan barang-barangnya, petugas langsung memasang kembali bambu dan batang dolken. Setelah semuanya siap, petugas lalu memasang karungyang telah diisi pasir dan akhirnya tanggul darurat pun selesai dibuat. Airyang tadinya meluap sampai ke permukiman warga pun perlahan hilang.

"Dengan penanganan begitu, Alhamdulillah air bisa surut," terang Nursaindah.

Dari pantauan Republika.co.id, pada pukul 10.30 WIB, air memang sudah tidak menggenangi sebagian besar permukiman warga. Namun terlihat di salah satu gangair masih belum surut namun tidak tinggi, hanya sekitar 10 cm. Para pasukan oranye pun masih terlihat di lokasi menyelesaikan tanggul dan membersihkan lumpur di sekitar.

Ketua RW 06, Arief Syarifuddin mengatakan, ada sekitar 50 rumah warga yang terkena dampak jebolnya tanggul. Para warga yang rumahnya terkena luapan air mengungsi untuk sementara di rumah tetangganya yang tidak kebanjiran. Namun, setelah air menyurut mereka kembali ke rumah masing-masing.

Tri, yang rumahnya tak jauh berada di depan tanggul mengaku, jebolnya tanggul sudah sering terjadi. Untungnya, hari ini tanggul yang jebol berjarak cukup jauh dari rumahnya.

Berbeda pada tahun 2016, ketika tanggul yang jebol tepat di depan rumahnya. Air menggenangi isi rumah Tri setinggi kira-kira setengah meter lebih. "Saya itu sudah habis kasur beberapa kali, dua TV, 5 kipas angin gara-gara kebanjiran. Untungnya yangjebol hari ini enggak sampai parah," ungkap Tri.

 Setiap kali hujan tiba, warga yang ada di seputar sungai langsung merasa was-was. Tidak ada yag tahuapa yang akan terjadi pada sungai tersebut. Mereka hanya bisa berdoa dan berharap rumah mereka tidak terkena banjir.

"Kalau hujan begini sampai sore, sudah habis itu (tanggul),"kata Arief sambil menunjukkan hujan yang tiba-tiba kembali deras sekitar pukul 10.30 WIB.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement