REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Komplotan perampok Toko Emas Delima di Kecamatan Haurheulis, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, berhasil diringkus polisi. Dari dua pelaku yang ditangkap, salah satunya terpaksa ditembak mati lantaran berusaha merebut senjata api (senpi) polisi saat penggerebekan yang dilakukan, Selasa (28/11) dini hari WIB.
Pelaku yang tewas ditembak polisi berinisial A. "Ini komplotan antarprovinsi. Tiga pelaku lainnnya juga ditangkap jajaran Polda Jawa Tengah. Kami lakukan koordinasi dengan Polda Jawa Tengah," kata Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Drs Agung Budi M kepada para wartawan di RS Polri Sartika Asih Bandung, Selasa.
Penangkapan yang dilakukan oleh Subdit III Jatanras, Direskrimum Polda Jawa Barat, berlangsung di wilayah Subang yang menjadi tempat pelarian komplotan ini. Dalam penggerebekan tersebut satu pelaku tewas dan satu lagi berinisial T menyerahkan diri. "Satu pelaku kabur. Ada tujuh pelaku komplotan perampok bersenpi ini. Tiga orang ditangkap Polda Jawa Tengah," ujar Agung.
Kawanan perampok berpistol beraksi di Toko Emas Delima di Jalan Jenderal Ahmad Yani No 12 Blok Pasae, Desa/Kecamatan Hargeulis, Kabupaten Indramayu, Senin (27/11) sekitar pukul 14.00 WIB. Dalam aksinya, pelaku mengamcam penjaga toko tersebut dengan pistol. Bahkan pelaku sempat menembak kaki saksi yang berusaha mengejar usai beraksi. Akibat perampokan tersebut, pemilik Toko Mas Delima, Ny Novelia (52 tahun) mengalami kerugian sekitar Rp 500 juta.
Dalam penangkapan tersebut, kata Agung, polisi menyita sejumlah barang bukti, antara lain satu buah helm yang digunakan pelaku saat beraksi, satu buah cincin hasil perampokan, empat buah ponsel, dan tiga sepeda motor. "Kami terus kordinasi dengan Polda Jawa Tengah untuk mengungkap jaringan ini," ujar mantan Kapolda Sumatra Selatan tersebut.