REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan sejumlah skenario terhadap gelombang pengungsi yang datang dari Bali ke Lombok menyusul erupsi Gunung Agung. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB bersama Dinas Sosial NTB, Dinas Perhubungan NTB, TNI, dan Polri sudah menyiapkan sejumlah tempat yang akan menjadi posko pengungsian.
"Kalau ada gelombang pengungsi besar, kita akan menggunakan GOR Turida, Asrama Haji, dan Gelanggang Pemuda sebagai basis posko pengungsi," ujar Kepala BPBD NTB Muhammad Rum di Mataram, NTB, Selasa (28/11).
Rum memperkirakan, tiga wilayah di Lombok, yakni Kabupaten Lombok Barat, Lombok Utara, dan Kota Mataram menjadi wilayah yang paling rawan terdampak. Untuk itu, BPBD NTB telah mendistribusikan 4.000 masker kepada warga Mataram dan 8.000 masker untuk warga Lombok Barat.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, para pengungsi yang datang ke Lombok kebanyakan tinggal di rumah keluarga. BPBD NTB memberi keleluasaan bagi para pengungsi jika memilih tinggal di rumah keluarga. Namun, BPBD NTB tetap akan melakukan pendataan guna memudahkan koordinasi dengan Pemda Bali dan juga kemudahan pemberian bantuan.
Hal ini terlihat dari sejumlah pengungsi yang datang pada Senin (27/11) malam. Sebanyak empat kepala keluarga dari Bali tiba di Pelabuhan Lembar dan dijemput keluarga di Lombok. Data ASDP Cabang Lembar menyebutkan, sejak Sabtu (25/11) hingga Senin (27/11), total pengungsi yang berangkat dari Pelabuhan Padangbai ke Pelabuhan Lembar sebanyak 2.000 orang.
"Kami siap jika ada gelombang pengungsi besar. Memang masih status Awas tapi Alhamdulillah kita diuntungkan arah angin ke barat daya," kata Rum.
Rum meminta warga untuk melapor jika melihat adanya abu vulkanis yang jatuh di Lombok. Warga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dan tidak keluar rumah jika tidak terpaksa.