Selasa 28 Nov 2017 06:02 WIB

Arkeolog akan Teliti Islamisasi di Maluku Tenggara

Ilustrasi transportasi antarpulau di Maluku.
Foto: ANTARA/Embong Salampessy
Ilustrasi transportasi antarpulau di Maluku.

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON — Arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku akan meneliti jalur dan proses islamisasi di Kabupaten Maluku Tenggara, khususnya kepulauan Kei dan sekitarnya, juga hubungannya dengan Kesultanan Ternate dan Tidore pada masa lampau.

"Rencananya tahun depan, mungkin Maret atau April, kami belum memastikan waktu tepatnya," kata Arkeolog Wuri Handoko, di Ambon, Senin (28/11).

Proses islamisasi di Kabupaten Maluku Tenggara, khususnya kepulauan Kei dan sekitarnya, kata dia, masih sulit ditemukan dalam catatan sejarah besar Indonesia, bahkan cukup minim dalam budaya lisan lokal. Sebab itu, meski saat ini perkembangan Islam di sana cukup maju, Balai Arkeologi Maluku sama sekali belum memiliki gambaran yang pasti mengenai awal masuknya agama tersebut.

"Belum tahu gambarannya, makanya kami mau penelitian ke sana. Selama ini bisa dikatakan sedikit absen dari catatan sejarah, hampir tidak ada penyebutan atau budaya lisan lokal bagaimana penyebutan perkembangan Islam, khususnya di wilayah Kepulauan Kei dan sekitarnya," ucap Wuri.

Ahli kepurbakalaan Islam itu mengatakan kepulauan Kei terhubung dengan wilayah kepulauan Banda, Seram Bagian Timur dan Papua. Karena itu, dia berasusmsi tidak menutup kemungkinan arah penyebaran Islam ke di sana berasal dari wilayah Sunda Kecil.

Kemungkinan lainnya, masuknya Islam juga bisa saja dari Kesultanan Ternate atau Tidore yang pada masa lampau memiliki pengaruh cukup kuat di wilayah Maluku, terutama dalam jalur perdagangan dan ekspansi rempah-rempah.

Terkait itu, Balai Arkeologi Maluku juga berencana untuk menelusuri hubungan antara kepulauan Kei dengan Maluku Utara, apakah kedua wilayah tersebut memiliki hubungan langsung dalam proses interaksi di masa lampau.

"Ada sebutan wilayah pusat dan pinggiran, apakah kepulauan Kei memiliki hubungan langsung dengan Maluku Utara dalam penyebaran Islam ataukah dia punya jalur mainstream sendiri. Terlepas dari itu, pengaruh Islam seperti apa yang kuat di sana, itu juga masih belum kami ketahui," ujarnya. 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement