Kamis 23 Nov 2017 05:15 WIB

Hentikan Kekerasan Terhadap Perempuan di Media Sosial

Rep: Amri Amrullah/ Red: Andi Nur Aminah
Kekerasan terhadap perempuan. (ilustrasi)
Foto: www.jawaban.com
Kekerasan terhadap perempuan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perempuan di Indonesia masih rentan menjadi korban kekerasan, ini merupakan suatu hal yang menarik untuk diperbincangkan oleh semua kalangan. Hal itu dilatar belakangi adanya tuntutan peran perempuan yang semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman yang cenderung lebih memperhatikan Hak-Hak Asasi Manusia.

Komnas perempuan mencatat kekerasan terhadap perempuan yang terjadi selama 2016 terdapat 259.150 jumlah kasus. Sebanyak 245.548 kasus diperoleh dari 358 Pengadilan Agama. Ada 13.602 kasus yang ditangani oleh 233 lembaga mitra pengadaan layanan yang tersebar di 34 Provinsi di Indonesia.

Perwakilan Kapal Perempuan Indonesia, Ulfa Kasim mengungkapkan, di Indonesia sendiri yang masyarakatnya masih konservatif, delapan dari sepuluh kasus kekerasan dalam rumah tangga tidak dilaporkan oleh korban. Penyebab utamanya terutama oleh stigma sosial, dimana korban atau keluarga mereka lebih memilih diam daripada menghadapi rasa malu dan menganggap ini sebuah aib yang harus ditutupi.

Kapal Perempuan sebagai organisasi non-profit untuk kemajuan hak-hak perempuan, menciptakan sebuah kampanye untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan di Indonesia terutama melalui media sosial. Organisasi ini bekerjasama dengan beberapa blogger dan influencer membuat serangkaian foto yang menggambarkan tindakan keji terhadap perempuan.

Foto-foto tersebut dibuat tidak langsung terposting di Facebook. Tetapi para masyarakat harus mengumpulkan potongan-potongan foto dan disusun secara keseluruhan sehingga akan terungkap jelas makna dari foto tersebut seperti apa. "Pesan yang dibuat ini mencerminkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga di Indonesia sering tidak terlihat dan ditutupi oleh korban," ungkapnya, Rabu (22/11).

Melalui media sosial juga untuk memudahkan masyarakat dalam mengekspresikan diri mereka daripada di kehidupan nyata. Dengan kampanye melalui media sosial ini diharapkan akan membuahkan hasil. Di antaranya media sosial di Indonesia diupayakan menjadi pembahasan masalah kekerasan terhadap perempuan.

Karena itu, Ulfa mengatakan, diharapkan kampanye yang di gagas oleh Kapal Perempuan ini berhasil viral, sehingga menimbulkan pembahasan secara nasional. Dan kemudian akan mendorong perempuan untuk berani berbicara, mendapatkan bantuan serta mengedukasi masyarakat tentang masalah ketidaksetaraan di Indonesia.

"Mudah-mudahan usaha kami ini langkah awal untuk menciptakan masa depan dimana stigma di masyarakat dapat berubah bahwa kekerasan dalam rumah tangga dapat di cegah dan korban lebih berani mengungkapkan kasus nya serta mereka tidak menganggap ini suatu aib yang harus ditutupi. Kami juga terus berusaha untuk menggalakkan kampanye ini terhadap masyarakat terutama perempuan di daerah-daerah tertinggal," ujar Ulfa Kasim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement