Senin 20 Nov 2017 16:55 WIB

Budi Daya Lele di Yogya dengan Sistem Bioflok Panen Perdana

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Hazliansyah
Peternakan ikan lele
Foto: Antara
Peternakan ikan lele

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menyaksikan panen ikan lele yang dikelola warga Kelurahan Brontokusuman, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta. Berbeda dengan budidaya pembesaran ikan lele biasanya, kelompok ini menggunakan sistem bioflok.

Pengelola kolam, Heni Estianto mengatakan, budidaya pembesaran ikan lele dengan menggunakan media bioflok ini baru saja dirintis sekitar tiga bulan lalu. Pada sistem bioflok, lanjutnya, tidak diperlukan lahan kolam yang luas untuk budidaya lele.

"Cukup kolam buatan menggunakan bahan terpal dengan rangka bambu atau besi namun dengan kualitas air yang ditingkatkan menggunakan mesin airator yang memasok sirkulasi oksigen dalam kolam," ujarnya akhir pekan lalu di lokasi.

Ia menjelaskan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dilakukan dengan menumbuhkan mikroorganisme yang berfungsi mengolah limbah budidaya itu sendiri menjadi gumpalan-gumpalan kecil (floc) yang justru bermanfaat sebagai makanan alami ikan.

Pertumbuhan mikroorganisme dipacu dengan cara memberikan kultur bakteri non pathogen (probiotik), dan pemasangan airator yang akan menyuplai oksigen sekaligus mengaduk air kolam. Setelah beberapa hari dan muncul jentik-jentik mikroorganisme baru ditebarlah benih ikan lele ukuran sekitar 7 hingga 10 cm.

"Jika keasaman kolam meningkat, maka harus dinetralisir dengan garam dan kapur karena pada sistem ini air yang berkualitas yang diutamakan," katanya.

Dengan sistem bioflok ini mampu mendongkrak produktivitas karena dalam kolam yang sempit dan waktu yang relatif singkat dapat diproduksi ikan lele yang berlipat. Sehingga biaya produksi berkurang dibandingkan dengan budidaya secara konvensional.

Ia menuturkan, kelebihan inovasi teknologi budidaya ikan lele dengan sistem bioflok dibanding sistem konvensional salah satunya adalah produktivitas yang lebih tinggi.

"Selain itu, sistem bioflok ramah lingkungan, penggunaan lahan dan sumber daya air yang tak lebih dari 80 persen, dan memiliki nilai tambah keuntungan ganda. Semua itu dilakukan demi mengantisipasi terbatasnya lahan," ujarnya.

Sementara itu Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan produksi perikanan budidaya masih diandalkan dan harus dikembangkan di Kota Yogya. Hal itu, lanjutnya, harus terus dilakukan untuk meningkatkan produksi dalam upaya menyediakan ikan konsumsi, mengingat potensinya yang sangat besar.

"Oleh karena itu, bantuan sarana produksi perikanan budidaya secara intensif seperti sistem bioflok akan sangat tepat dan akan membantu kepada kelompok pembudidaya ikan dalam menekan biaya," ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa hasil panen tahap awal ini sangat memuaskan. Menurutnya, secara ekonomi dengan hasil panen saat ini dipastikan sangat menguntungkan dan tentunya diharapkan akan memicu kesinambungan usaha.

"Di sinilah inovasi dibutuhkan, untuk itu saya yang mendukung penuh sistem budidaya ikan dengan bioflok," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement