Selasa 07 Nov 2017 13:44 WIB

Penumpang Keluhkan Ongkos Bus Premium yang Mahal

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Elba Damhuri
Sejumlah penumpang menaiki bus saat uji coba bus rute TransJabodetabek Premium di Jakarta, Selasa (19/9).
Foto: Antara/Reno Esnir
Sejumlah penumpang menaiki bus saat uji coba bus rute TransJabodetabek Premium di Jakarta, Selasa (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Penumpang bus premium Bogor-Senayan mengeluh lantaran ongkos yang tinggi. Bus yang masih dalam tahap uji coba selama 10 hari dari Selasa sampai Jumat (31-10) ini menetapkan tarif Rp 35 ribu untuk sekali jalan.

Salah seorang penumpang, Anton, menganggap harga itu terlampau mahal mengingat jalur yang digunakan masih bercampur dengan kendaraan pribadi lain. "Masih kena macet, apalagi kalau nanti sudah nggak ada pengawalan," tuturnya ketika ditemui Republika saat turun di Plaza Senayan, Jakarta, Selasa (7/11).

Dalam masa uji coba, bus premium Bogor-Senayan ini masih mendapat pengawalan /voorijder. Dari waktu tempuh normal tiga jam, penumpang bus premium bisa menghemat waktu sekitar 1,5 jam, baik pada keberangkatan pagi hari Bogor-Senayan maupun sore hari untuk jalur sebaliknya.

Meski jauh lebih cepat dibanding menggunakan kendaraan pribadi, Anton tetap merasa harga Rp 35 ribu terlalu tinggi. Terlebih jika dibanding dengan APTB dengan ongkos belasan ribu rupiah dan commuter line yang hanya dikenakan ongkos maksimal Rp 5.000. "Perbedaannya bisa sampai Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu, /kan lumayan," ujarnya.

Ini merupakan pertama kalinya Anton naik bus premium Bogor-Senayan. Sebelumnya, lelaki yang kerja di Ratu Plaza, Jakarta Pusat, itu, biasa naik commuter line dari Bogor, turun di Sudirman dan melanjutkan perjalanan dengan Kopaja 19.

Jika dihitung, Anton mengeluarkan Rp 15 ribu sampai Rp 17 ribu, termasuk biaya ojek online dari rumahnya di Kebon Pedes ke Stasiun Bogor. "Kalau naik bus premium, total 40 ribu karena saya harus naik angkot sekali dulu dari rumah," tutur lelaki asli Bogor itu.

Suara senada juga terdengar dari Farah Apriyani, warga Cimanggu, Bogor. Sebagai mahasiswi, ia menyebutkan, ongkos bus premium terlalu mahal dan bisa menghabiskan banyak uang jajan yang masih Farah dapatkan dari orang tua.

Farah berharap, ada kebijakan dari pemerintah kota Bogor maupun penyedia transportasi umum untuk mahasiswi sepertinya. "Misal, ada diskon untuk pelajar dan mahasiswi," ucap mahasiswi Universitas Moestopo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, itu.

Di tengah keluhan ongkos yang tinggi, penumpang lain, Ramlan, mencoba memahaminya. Menurut pekerja di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, itu, mahalnya ongkos bus premium bisa dibilang relatif. Sebab, fasilitas yang ditawarkan pun premium dan lebih nyaman dibanding angkutan umum Bogor-Jakarta lain.

Kenyamanan yang dimaksud Ramlan adalah tingkat kepadatan penumpang. Tidak seperti commuter line yang menuntut penumpang berdesak-desakan, ia bisa duduk selonjoran saat naik bus premium. "Bisa sampai tidur malah," ucapnya sambil tertawa.

Sebagai pengguna setia transportasi umum, Ramlan berharap bus premium Bogor-Senayan bisa terus meningkatkan fasilitas dan pelayanannya tanpa menambah ongkos.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement