Ahad 18 Mar 2018 17:16 WIB

Imbas Ganjil Genap, Penurunan Tarif Transjabodetabek Dikaji

Pemangku kepentingan juga mengkaji penurunan tarif parkir kendaraan penumpang.

Rep: Fergi nadira/ Red: Dwi Murdaningsih
Kendaraan mobil dengan nomor polisi ganjil memutar balik saat hari pertama pemberlakuan sistem ganjil genap di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/3).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kendaraan mobil dengan nomor polisi ganjil memutar balik saat hari pertama pemberlakuan sistem ganjil genap di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama para stakeholder akan menyusun stratei ulang untuk mendongkrak jumlah penumpang yang terdampak kebijakan ganjil genap di tol Bekasi. Meskipun penurunan kendaraan sudah cukup signifikan, peningkatan penumpang baru mencapai 30 persen dari 48 armada bus yang disediakan pemerintah dengan menggandeng perusahaan otobus (PO).

Menhub mengatakan, strategi yang disusun di antaranya penurunan tarif bus transjabodetabek premium dari Rp 20 ribu menjadi Rp 10 ribu per orang. Lalu tarif parkir kendaraan penumpang di Mega Bekasi City Kecamatan Bekasi Selatan dan kawasan Light Rail Transit (LRT) City Kecamatan Bekasi Timur, juga dikurangi. Tarif yang awalnya Rp 10 ribu per kendaraan, menjadi Rp 5 ribu. Tarif berlaku Rp 5 ribu, dengan prasyarat penumpang menunjukkan tiket bus Transjabodetabek Premium saat bertransaksi di loket parkir.

Kebijakan Ganjil-Genap di Tol Japek Diklaim Sesuai Rencana

"Jadi harapannya okupansi bus naik, karena dari ke kota ke kota lain masyarakat lebih bagus naik bus daripada kendaraan pribadi," kata Budi, Ahad (18/3).

Evaluasi lima hari penerapan tiga paket kebijakan di ruas tol Jakarta-Cikampek (Japek) gerbang tol Bekasi Timur dan Bekasi Barat berjalan sesuai rencana. Kepadatan kendaraan dari arah Cikampek dan Bekasi menuju Jakarta pada pukul 06.00-09.00 mengalami penurunan jumlah kendaraan.

"Khusus penerapan ganjil-genap bagi kendaraan golongan I mengalami penurunan hingga 36 persen atau 14.715 kendaraan," ujar Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement