Selasa 21 Nov 2017 12:25 WIB

Lahan Parkir Penumpang Bus Premium Sulit Diadakan di Bogor

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Elba Damhuri
Sejumlah penumpang menaiki bus saat uji coba bus rute TransJabodetabek Premium di Jakarta, Selasa (19/9).
Foto: Antara/Reno Esnir
Sejumlah penumpang menaiki bus saat uji coba bus rute TransJabodetabek Premium di Jakarta, Selasa (19/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pengadaan lahan parkir khusus pengguna jasa bus Transjabodetabek premium Bogor-Senayan diakui Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor bukanlah hal mudah. Sebab, lahan parkir di Kota Hujan sudah semakin terbatas.

Kepala Dishub Kota Bogor Rakhmawati menjelaskan, Bogor tidak seperti Tangerang dan Bekasi yang mempunyai lahan luas untuk area parkir penumpang bus premium. "Di titik penjemputan di Bogor, yaitu Botani Square, sudah kurang tempat parkir, bahkan untuk pengunjung mal sekalipun," ujarnya kepada Republika di Balaikota Bogor, Senin (20/11).

Dari pantauan Dishub, Rakhmawati menjelaskan kebanyakan mobil yang masuk ke Botani Square sekadar menjemput dan menurunkan penumpang. Tren ini disebabkan area untuk mobil parkir dalam waktu lama di sana sudah tidak memadai.

Oleh karena itu, Rakhmawati menjelaskan, jika lahan parkir Botani Square digunakan untuk "park and drive" (parkir lalu berkendara dengan kendaraan umum) dengan tarif flat adalah hal yang tidak mungkin. "Kami dari Dishub saja sudah menyatakan tidak sanggup untuk menyediakan, apalagi pihak mal," ujarnya.

Tapi, Rakhmawati melihat, area parkir khusus bukanlah poin mendesak bagi penumpang bus premium. Kebanyakan di antara mereka merupakan masyarakat dengan pendapatan Rp 30 juta sampai Rp 40 juta per bulan yang tetap merasa nyaman dengan sistem tarif progresif atau terus bertambah seiring lamanya jam.

Terbaru, Dishub mencatat, bus premium Bogor-Senayan semakin diminati masyarakat, terutama dari kalangan menengah ke atas. Setidaknya 20 sampai 22 orang per kali angkut per bus. Kebanyakan di antara mereka bahkan meminta untuk meningkatkan intensitas jam keberangkatan maupun kepulangan.

Dengan keterbatasan lahan untuk parkir khusus pengguna jasa bus premium, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) tengah mencari cara guna meningkatkan kenyamanan penumpang. Termasuk di antaranya dengan menyediakan kendaraan pengumpan atau feeder transportation.

Kepala BPTJ Bambang Prihartono menuturkan, feeder bisa diaplikasikan dengan berbagai jenis transportasi. Bisa angkot, bisa juga ojek atau bus mini. Kami masih mengkaji segala kemungkinan itu, ucapnya ketika dikonfirmasi Republika, Selasa (21/11).

Bambang menambahkan, solusi peningkatan kenyamanan di Bogor memang tidak dapat disamakan dengan aplikasi di Bekasi maupun Tangerang. Letak geografis, latar belakang dan budaya masyarakat yang berbeda membutuhkan pendekatan berbeda pula.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement