REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Pembangunan wilayah Kota Terpadu Mandiri (KTM) di wilayah Kecamatan Mesuji Timur, Kabupaten Mesuji, Lampung, menjadi pusat percontohan nasional dalam pengelolaan kawasan daerah tertinggal. Selama 10 tahun, sejak dikelola KTM Mesuji sudah bisa menjadi daerah mandiri dengan berbagai programnya.
Bupati Mesuji Khamami mengatakan, kehadiran Sekjen Kemendes beberapa waktu lalu yang telah menyatakan KTM di Mesuji sudah bisa menjadi contoh bagi wilayah lain dalam pengelolaan kawasan tertinggal. "Sejak tahun 2007 KTM Mesuji terus membangun, sehingga baru sekarang dirasakan," kata Khamami, Ahad (5/11).
Ia mengatakan pembukaan wilayah KTM di Mesuji sejak tahun 2007 waktu itu masih masuk Kabupaten Tulangbawang, belum terbentuk daerah otonomi baru Mesuji. Pemerintah Pusat melalui Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, menggelontorkan anggaran sebesar Rp 92,4 miliar untuk KTM Mesuji.
Dana itu diwujudkan dalam bentuk berbagai program pembangunan, salah satunya rice milling plant (RMP) di Desa Wonosari, Kecamatan Mesuji Timur. RMP tersebut sangat ditopang dari program transmigrasi.
Pembangunan KTM Mesuji tak lepas dari program transmigrasi secara umum di Provinsi Lampung. Program transmigrasi di Lampung sudah dilakukan sejak tahun 1905 pada masa Pemerintahan Hindia Belanda.
Tujuan utama dari transmigrasi yaitu mengentaskan kemiskinan di daerah asal dan menciptakan kekayaan di daerah baru. Saat ini transmigrasi telah membentuk dua provinsi dan 105 kabupaten, salah satunya Mesuji.
Awal Oktober lalu, Sekjen Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Anwar Sanusi mengatakan, KTM di Mesuji menjadi percontohan pengelolaan kawasan desa lain di Indonesia. Ia menyatakan KTM Mesuji salah satu yang cukup berhasil. Ia siap merepresentasikan di kawasan lain di Indonesia.
Di Indonesia terdapat 619 kawasan yang akan dikembangkan seperti KTM Mesuji yang menggunakan instrumen transmigrasi. Kawasan-kawasan tersebut harus didorong semua pihak, tidak hanya satu sektor, namun melibatkan lintas kementerian.
Menurut Sekjen, dukungan lintas kemetrian membuat kawasan yang tertinggal tersebut dapat inovatif dan produksi dalam mengembangkan potensi daerahnya. Dukungan dari perbankan, sangat diperlukan untuk menyediakan permodalan bagi warga di kawasan tersebut untuk berkembang.
KTM Mesuji mulai pembangunan pada tahun 2007/2008 dan Perda Kabupaten Mesuji Tahun 2016. Luas KTM tersebut 46.560 hektare (ha) terdiri dari tujuh kecamatan.
Di kawasan tersebut sarana dan prasarana sudah tersedia, mulai infrastruktur pusat KTM dan pemerintahan, infrastruktur pendidikan, kesehatan, sosial keagamaan, produksi dan pemasaran seperti rice milling plant, pasar basah dan kering, dan pusat bisnis.
Selain itu, pengembangan usaha ekonomi sudah menggeliat. Saat ini sudah ada 16 Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes di desa pusat KTM, ada pasar, dan delapan koperasi. KTM Mesuji memiliki komoditas unggulan, seperti padi dua kali panen dengan luas tanam 32.164 ha dengan total produksi 128.656 ton.