REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Entah karena alasan apa, seorang remaja yang belakangan diketahui bernama Taufik alias Salik (15), kabur ke hutan lereng selatan Gunung Slamet yang masuk wilayah Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas. ''Saat ditemukan, korban dalam kondisi lemas dengan tubuh penuh pacet (lintah),'' jelas Komandan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Banyumas, Adi Candra, Ahad (5/10).
Saat ini, korban sudah pulang ke rumah orang tuanya di Desa Cipete, Kecamatan Cilongok. ''Sebelumnya, korban sempat diobservasi kondisi kesehatannya di Puskesmas Cilongok. Namun setelah dipastikan sehat, korban sudah bisa pulang,'' tambahnya.
Adi Candra menyebutkan, korban pertama kali ditemukan oleh Dasno dan Sakri, warga Desa Krajan, Kecamatan Pekuncen yang biasa beraktivitas di kawasan hutan tersebut untuk berladang. Kedua orang itu, menemukan korban dalam kondisi mengenaskan dengan wajah pucat dan tubuh kurus, Jumat (5/10).
Saat itu, korban sempat meminta makanan pada Dasno. ''Karena kasihan, jatah makan saya selama di kebun saya berikan. Namun saat dia saya ajak turun ke desa, dia tidak mau,'' jelasnya.
Karena itu, setelah Dasno dan Sakri pulang ke desanya, dia melaporkan hal itu pada anggota Tagana di Kecamatan Pekuncen. Temuan itu, kemudian diteruskan ke posko induk Tagana Banyumas yang kemudian bersama beberapa unsur terkait berupaya melakukan evakusasi korban pada Jumat (3/11).
Ady Candra SIP mengatakan, proses evakuasi berlangsung cukup lama karena lokasi terakhir korban ditemukan cukup jauh. ''Untuk mencapai lokasi korban ditemukan, memerlukan waktu sekitar 4 jam berjalan kaki dari desa terdekat,'' katanya.
Setelah tim melakukan perjalanan menembus hutan, akhirnya Salik berada dalam kondisi fisik yang cukup memprihatinkan. ''Korban tidak hanya terlihat kurus dan lemas, tapi tubuhnya dipenuhi puluhan pacet yang menghisap darah korban,'' jelasnya.
Saat itu juga, tim berupaya melepaskan pacet dari tubuh korban dengan cara mengoleskan tembakau. Selain itu, tim juga memberikan makan pada korban yang kemudian dimakan korban dengan lahap. ''Setelah kondisinya agak stabil, baru korban kita evakuasi dengan menggunakan tandu,'' jelasnya.
Dari percakapan dengan korban, Ady menyebutkan, kondisi psikis korban sebenarnya terbilang sehat. ''Dia bisa diajak komunikasi dengan wajar. Bahkan saat ditanyakan alamatnya, dia juga bisa menyebutkan nama orang tua dan alamat rumahnya,'' ujar Ady.
Korban mengaku ayahnya bernama Supriyanto, dan ibunya bernama Samsiah. ''Dari penjelasan itulah, korban kami pulangkan ke rumah orang tuanya. Informasinya, korban sudah 4 hari meninggalkan rumahnya,'' jelas Adi.